Sunday, March 29, 2009

Sadar gak? Life is about (sex and) money.

Mungkin ada yang bilang, uang bukanlah segalanya, uang tidak menjanjikan kebahagiaan, dan cetusan kontra lainnya tentang uang.

Tapi kenyataanya, ada gerak ada uang. Setiap gerak yang kita lakukan, itu akan diikuti dengan pengeluaran uang. Sedikit demi sedikit yang kemudian akan menjadi banyak. Sampai saat ini, kita tidak bisa hidup tanpa uang.

Semua orang berlomba menjadi penguasa.

Tidak pernah merasa puas.

Tindakan kriminal, kejahatan kerah putih, tuna susila, dan lain sebagainya timbul karena adanya keinginan mendapatkan uang dengan cara yang lebih cepat dan lebih mudah.

Hasrat mendapatkan uang secara lebih cepat dan lebih mudah seakan-akan mengalahkan rasa takut akan berbagai resiko yang akan didapat.

Dipenjara, dipermalukan depan umum, nama baik menjadi sampah, diri tidak lagi ada harganya, belum lagi kekerasan fisik dari warga sekitar, pekerja seks dengan beragam risiko tinggi. Semua dilupakan demi mendapatkan uang lebih mudah dan cepat.

Orang yang mencari uang secara halal, masih mempunyai banyak masalah dalam kehidupannya. Apalagi mereka yang memilih cara haram?

Itulah uang.

Dielu-elukan.

Padahal membutakan.

Yang dibutakan tidak pernah sadar.

Tau-tau terkapar.

Seperti ditikam dari belakang.

Inilah yang disebut diperdaya.

Berhenti memperdaya?

Tidak mungkin.

Menyadari diperdaya?

Sulit.

Sosok yang sempurna dan berakal terlihat tidak pintar.

Sementara sebuah benda mati menjadi ahli.

Sampai kapan?

Kurang tau.

Friday, March 27, 2009

Menikmati luapan emosi.

Mengabaikan pikiran dingin.

Berfikir berdasarkan emosi hati.

Tak ada logika terkendali.

Nafsu mengambil kendali.

Ketika kekerasan menjadi solusi.

Arogansi.

Perdamaian menjadi tidak berharga.

Ditolak secara mentah.

Seperti sampah.

Mengalah berarti kalah.

Hantaman dinikmati demi pengakuan menang.

Seperti senandung.

Tapi tak tau dimana, bagaimana akan berujung.

Hanya diketahui apa yang berujung.

Dendam.

Kedewasaan dipertanyakan.

Sungguh kekanak-kanakan.

Thursday, March 26, 2009

If you ever think, you are a stupid worthless loser and you dont know what should you do.

Say it loud to the mirror,

"HEY TRAITOR, FUCK YOURSELF!"

You will get better.

For me, it works!

Gue udah dua kali mengikuti psiko test. Hasil dari keduanya sama, gue adalah seorang yang plegmatis.

PLEGMATIS

Phlegmatik (Phlegmatic) - Cairan phlegma - Lambat - “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan. Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis. Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Phlegmatis memiliki sifat alamiah pendamai. Ia biasanya menghidari kekerasan. Karena itu jugalah ia adalah orang yang mudah diajak bergaul, ramah, dan menyenangkan. Ia adalah tipe orang yang bisa membuat sekelompok orang tertawa terbahak-bahak oleh humor-humor keringnya, tetapi ia sendiri tidak tertawa. Ia adalah pribadi yang konsisten, tenang, dan jarang sekali terpengaruh dengan lingkungannya. Inilah yang membuatnya hampir-hampir tidak pernah terlihat gelisah. Di balik pribadinya yang dingin dan malu-malu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan untuk dapat lebih merasakan emosi yang terkandung pada sesuatu. Karena sifatnya yang menyukai kedamaian dan tidak menyukai pertikaian, ia cenderung menarik diri dari segala macam keterlibatan. Hal inilah yang sering kali menghambatnya untuk menunjukkan kemampuannya secara total. Sering kali mereka hanya menggunakan 30%-50% dari kemampuan mereka.

Gue akui, 95% benar. Gue bisa digambarkan seperti itu. Tapi ada yang gue ga setuju dan gue pertimbangkan.

Kalo diliat dari kekuatan, gue baik bener ya? Semboyan yang pas, mengalah untuk menang. Dilihat dikekuatan, gue terkesan seperti orang yang tidak punya pendirian dan tertindas. Rela ditindas demi tidak terjadinya konflik. Merelakan apapun demi kesenangan orang lain sekalipun itu merugikan bagi gue. Pendirian menjadi hal yang tidak begitu penting demi perdamaian. Gue terkesan rela mati demi perdamaian.

Gue bukan orang yang suka mengeluh. Karena gue tau keluhan itu bukan solusi. Gue lebih memilih memendam kekesalan daripada terjadi pertikaian. Gue cenderung lebih suka menyembunyikan kesedihan gue daripada menceritakannya ke orang-orang seperti mencari simpatik secara tidak langsung.

Sembunyi dibalik senyum palsu itu sudah menjadi suatu kegiatan.

Gue (berusaha untuk) tidak ambil peduli.

Tapi karena semua itu, gue menjadi orang yang penuh dendam.

Cenderung memilih terhindar dari konflik membuat gue terus-menerus menahan amarah yang berujung menimbulkan dendam.

Gue sering memikirkan cara-cara licik untuk menjatuhkan orang yang gue bebaskan dari konflik.

Contoh, seseorang memperlakukan gue tidak layak. Gue mengikuti permainannya demi tidak adanya konflik. Itu bukan berarti gue mengikuti permainannya seperti orang dungu. Diam-diam gue menyimpan dendam. Gue akan membalaskan dendam gue dengan cara licik secara perlahan. Tanpa kekerasan, tapi menyakitkan.

Tapi semboyan gue dalam hal ini, gue ga akan mulai kalo ga dimulai.

Tapi ini gue praktikkan kepada orang-orang yang udah kelewatan.

Orang-orang (seperti gue) yang cenderung menghindari konflik, agak berbahaya.

Kita punya titik jenuh.

Ketika sampai pada titik jenuh, dan mulai jenuh memendam semua kekesalan (yang terus-menerus ditahan demi tidak terjadinya konflik), kejenuhan itu kemudian akan membuat rasa amarah yang meledak-ledak.

Kaya apa ya? Bisa dikatakan gue belum pernah marah (besar). Gue gak bisa marah. Gue sendiri gak kebayang gue kalo marah (besar) kaya apa. Karena gue belum pernah.

Sejauh ini gue masih bisa memendam banyak kekesalan.

Kapan ledakan itu terjadi?

Kurang tau.

Diinginkan, diiimpikan, tidak pasti, serba salah.

Berandai-andai akan sesuatu yang tidak pasti. Terlalu jauh bermimpi berakibat fatal jika akhirnya gagal. Apalagi disertai usaha yang maksimal yang mungkin menimbulkan banyak kerugian dan pengorbanan untuk menggapai mimpi tersebut. Apa yang mungkinan terjadi jika gagal menggapain mimpi? Bunuh diri mungkin, menjadi gila mungkin, menjadi b-sex mungkin. Oh, tidak untuk b-sex.

Tapi ada juga yang berasumsi, semakin jauh kita bermimpi, semakin kecil kemungkinan kita berjumpa dengan kegagalan. Digambarkan seperti langit, semakin kita berada dilangit tertinggi, kita semakin jauh dari lantai bumi, itu artinya akan lama merasakan sakitnya terjatuh. Jadi jangan jadikan mimpi sebagai ketakutan.

Tapi sampai saat ini, saya masih terbelenggu prasangka buruk atas kegagalan menggapai mimpi. Saya takut bermimpi (terlalu tinggi).

Gue punya mimpi, yang tau mimpi gue hanya gue dan Tuhan (dan beberapa orang yang gue percaya).

Gue ga suka gembar-gembor tentang mimpi gue. (dan tentang apapun)

Seperti semboyan gue, diam adalah emas.

Emas adalah kuning. Kuning adalah?

Kenapa gue memilih untuk menjadi orang yang diam? Karena gue terobsesi menjadi orang kaya raya bahkan gue terobsesi menjadi sebuah emas. Tidak! Karena gue menanamkan kebencian pada omong kosong. Gue sangat tidak ingin mendapat predikat tong kosong nyaring bunyinya. Itu sucks.

Gue suka menjadi orang yang tidak banyak bicara tapi banyak membuahkan hasil.

Hasrat meludahi selalu merasuki jika sedang bertemu dengan kesombongan.

Orang yang songkak dan sombong selalu mendapat sumpah serapah dari hati kecil gue.

Kasarnya, kalo gue gak santai, orang yang banyak omong udah gue kasih jari tengah depan mukanya, terus gue tinggal pergi. Lalu gue menjumpai orang sombong itu beberapa tahun lagi, dan menertawakannya jika terbukti kesombongannya beberapa tahun lalu adalah omong kosong.

Mampus.

Orang yang diam, cenderung dianggap remeh. (curhat)

Jangan berfikir orang yang lebih memilih diam bukan berarti dia tidak tau apa-apa.

Usaha mengiringi tergapainya mimpi. Tapi semua sudah digariskan.

Seorang anak ingin menjadi seniman, ia bekerja keras demi hal ini. Tapi jika ia digariskan sebagai karyawan swasta, apa boleh buat?

Pikiran seperti ini yang membuat ketakutan akan bermimpi terus membelenggu.

Tapi kalo takut terus? Mau jadi apa?

Bermimpi atau jadi pecundang?

Ikutilah kata hati.

Sunday, March 22, 2009

Sekarang gue sadar, gue gak bisa menyepelekan sebuah rahasia.

Menyimpan rahasia itu penuh pertimbangan.

Lo kira gampang?

Orang ngasih tau suatu rahasia ke kita, artinya dia mempercayai kita agar kita menyimpan rahasia tersebut.

Tapi lo semua nganggep rahasia itu sesuatu yang sepele kan?

Cerita kesana, cerita kesini, gosip sana, gosip sini.

Jangan!

Inilah yang gue sebut, mulut-mulut liar.

Bau.

Membunuh.

Menyedihkan.

Kalo lo ga bisa nyimpen rahasia, mending lo nolak dikasih tau rahasia itu.

Gue dan temen-temen sepermainan gue konflik, gara-gara rahasia.

Gue dipandang sebagai orang yang paling munafik, gara-gara rahasia.

Ya, gue ngaku.

Kali ini, gue gak bisa jaga rahasia.

Itu artinya, gue menghianati kepercayaan yang diberikan oleh pemilik rahasia.

Itu artinya, gue gak akan dipercaya lagi seumur hidup gue.

Itu artinya, gue sampah.

Gue merasa jadi orang paling tolol.

Padahal masalahnya kecil, kuncinya cuma satu,

Jangan bilang siapa-siapa.

Udah.

Tapi gue melanggar semua konsekuensi itu.

Pusing gue.

Manusia itu gak ada yang bisa dipercaya.

Termasuk gue.

Gue udah bilang ke temen gue yang punya rahasia itu,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang siapa-siapa"

Kenyataannya, gue keceplosan ke temen gue yang lain.

Dan pada saat itu, temen gue yang mendengar keceplosan gue itu bilang,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang siapa-siapa"

Kenyataannya, temen gue itu keceplosan ke temen gue yang lainnya lagi.

Dan pada saat itu, temen gue yang lainnya lagi itu bilang,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang-siapa-siapa"

Dan temen gue yang lainnya itu ngadu ke pemilik rahasia.

Bullshit!

Gue sukses dibuat kalang kabut oleh rahasia.

Lebih tepatnya, oleh kecerobohan gue dalam menjaga rahasia.

Gue udah tau tentang manusia itu gak ada yang bisa dipercaya.

Tapi kenapa gue bisa lupa akan hal itu sampai akhirnya gue menjadi sebegini cundang.

Manusia itu racun.

Mereka itu pembual.

Mereka itu omong kosong.

Tapi mereka juga manusia.

Punya rasa punya hati.

Jangan samakan dengan pisau belati.

Tapi kita harus tetap hati-hati.

Sedia payung sebelum hujan.

Sedia kondom sebelum kawin.

Mungkin sekarang gue akan kembali ngansos.

Gue agak takut bersosialisasi untuk sementara.

Sampai suasana hati gue mulai membaik, baru gue memulai bersosialisasi.

Gue mulai dari awal.

Menjadi penyimpan rahasia seutuhnya.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi munafik.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi berengsek.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi bangsat.

Hanya karena sebuah rahasia.

Mulutmu harimaumu.

Diam adalah emas.

Saturday, March 21, 2009

Bandung. Menjadi tempat berlabuh gue, Sammy, Anya, Ecky dan Ai semalam.

Seru banget bos! Bandung emang favorite place banget. Damai. Dalam hitungan tahun, Bandung akan menjadi kota dimana gue tinggal. Amin.

Seperti biasa, layaknya anak muda lainnya kalo janjian. Ngaret. Ngomongnya sih mau berangkat jam 8. Kenyataannya kita berangkat jam 12. Namanya juga anak muda..

Dan seperti biasa, gue menjadi sasaran dikatain nomer dua setelah Aswin oleh Ecky. Berhubung Aswin ga ada, gue menjadi urutan nomer satu dikatain. Percaya atau engga, semakin sering dikatain gue semakin senang.

Di mobil.

Ecky: Duh, gue musti buang sial nih! Soalnya ada satu sial.. (melirik tajam kearah gue)

Gue: Jadi maksut lo gue Ky sialnya?

Ecky: Gue gak bilang elo.. Gue cuma bilang, gue bawa satu sial dan gue musti buang sial..

Gue: Iya, gue kan!?

Ecky: Ya.. Kalo yang merasa sial tolong ngaku aja..

Gue: (terdiam, ngeliat muka Ecky)

Ecky: Eh, kok lo diem aja ga ngaku?

Itu satu. Lainnya,

Ecky: Eh, Tya! (sambil menunjuk ke arah mobil Cipaganti yang ada gambar nelayan)

Kita berhenti di kilometer 19. Katanya Ecky mau membuang zat sisa metabolisme (berak). Gue juga mau ke Anjungan Tunai Mandiri. Kebahagiaan gue belom berakhir. (disebut kebahagiaan karena, semakin sering gue dikatain gue semakin senang) Ketika gue masuk kedalam kandangnya mesin ATM, gue masih aja diejek oleh Ecky yang suaranya kedengeran sampe dalem kandang mesin ATM.

Ecky: Lu tau ga? Itu Tya didalem situ lagi nete-in kucing!

Setelah selesai nyampah di kilometer 19. Kita melanjutkan perjalanan.

Diperjalanan, tiba-tiba ada sebuah truk rese nlakson-nlakson kendaraan kita.

Ecky: Ty, bilangin dong tuh! Sesama sopir truk!

Gue: Iya itu mantan gue Ky!

Ecky: Oh iya ya mantan lo sopir truk

Anya: Lo ga liat Ky, Tya suka dilukis di truk-truk?

Ecky: Oh iya.. Yang ada tulisannya 'setubuhi aku' kan?

Gue ngakak sambil ngangkang.

Lainnya,

diperjalanan kita memutar lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman. Kita bernyanyi lantang. Inilah nasionalisme. Emangnya elo, lagunya jedag-jedug mulu! Ecky dan Anya terobsesi jadi penyanyi. Mereka lagi ngomongin tentang bagaimana bernafas dengan diafragma.

Ecky: Iya Nya, gimana sih masa iya bisa nafas dari perut?

Anya: Iya, biar nafas lo panjang

Gue: Iya Ky! Waktu itu kan pas disekolah gue mau ikut paduan suara, terus

Ecky: Hush! (memotong pembicaraan gue)

Gue loncat keluar dari mobil.

Ecky: Ikut paduan suara 70 aja belagu, apalagi jadi caleg loe!

Gue menahan tangis.

Gue dipecundangi tanpa henti Jakarta - Bandung.

Sampai di Bandung. Frekuensi dikatain agak berkurang. First destination adalah Universitas Padjajaran. Anya mau beli formulir. Anya dan Sammy turun, gue, Ecky dan Ai tetap dimobil.

Kebodohan pertama, formulir bisa diperoleh dengan download. Kebodohan kedua, Anya dan Sammy berjalan menuju tempat yang bertuliskan 'INCUBATOR'.

Sementara di mobil, gue dan Ecky mengomentari mahasiswa mahasiswi disana.

Ecky: Ih liat deh, tuh nanti tuh temen-temennya Anya!

Gue: Jangan gitu dong! Nanti gue daftar sini juga!

Tiba-tiba terlihat mahasiswa freak, mengangkat kaos-nya sehingga perutnya, udelnya, pusernya terlihat, kemudian dia berlari kesana kemari sampai celananya melorot, lalu dia benerin celananya yang melorot itu.

Ecky: Anjing! Benerin celana lagi! Muka lo dulu benerin!

Kemudian terlihat kembali, segerombolan mahasiswa berlarian. Kemudian, satu diantara mereka memasukan tangannya kedalam yang dinamakan got. Dia menciduk air got dengan gelas Aqua dan dengan penuh semangat menyiramkan air got tersebut kearah teman-temannya.

Gue: Ky liat Ky!

Ecky: Oalah mainannya encuk! (dibaca: encu')

Gue: Encuk apaan!?

Ecky: Larva

(yang dimaskut disini larva adalah jentik nyamuk)

Anya dan Sammy akhirnya kembali. Sangat disayangkan, bagian administrasi hari Sabtu dan Minggu tutup.

Gue: Gue kan udah bilang, Sam! Tutup hari libur! Waktu kita ke UI juga gitu kan!?

Ecky: Hush!

Pendapat gue tidak pernah didengar.

Tiba-tiba,

Ecky: Nya.. Nanti kalo lo kuliah disini, yang tua-tua kaya gini jangan ditemenin ya.. (menunjuk ke arah om-om disekitar Universitas Padjajaran)

Setelah dari situ, kita menuju ke Rumah Mode. Baru aja sampe,

Ecky: Ty, sini! (Ecky sedang berada dipinggir sebuah kolam)

Gue gede rasa. Asik dah nih damai sama Ecky.

Gue: Napa Ky? (nyamperin Ecky ke pinggir kolam)

Ecky: Mau gue jorogin..

Gue cepet-cepet menghilang layaknya om jin.

Di Rumah Mode gue sedikit berdamai. Gue dibeliin es campur sama Ecky. (setelah gue dicubit layaknya ibu tiri menyubit anak tirinya)

Dari situ kita makan bebek di Pati Ukur. Baru selesai makan bebek, kita makan pisang bakar di sebuah warung tenda. Semua aja dimakan. Orgil!

Pas makan pisang bakar, ada pengamen. Terus kenapa? Gak gak.. Lo musti denger tuh suara pengamen! Cool abis! Kalah deh tuh penyanyi kacangan! Hitam, gimbal, rastaman gitu deh. Lagu yang dibawain pengamen itu lagu yang daritadi kita dengerin dimobil selama perjalanan. (selain Indonesia Raya) Gue, Sammy, Anya ikut nyanyi-nyanyi. Si Pengamen sempet break dulu setelah membawakan 2 lagu. Dengan sangat kampungan gue menepukan tangan dan berkoar,

"We want more! We want more!"

Si Pengamen nyelonong pergi gitu aja. Gue gak ngerti antara dia gak tau arti 'we want more' atau dia jijik ngeliat tingkah gue.

Seneng gue ngeliat pengamen itu. Pengen gue bawa pulang. Tapi jangan deh! Kalo di Jakarta, orang-orang kaya gitu gak bakal dihargain. Jakarta itu keras. Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri. Biar gue aja nanti yang nyusul ke Bandung. Amin.

Pengamen itu negor gue loh pas mau pulang! Tapi tegorannya ga enak,

Pengamen: Makasih ya..

Gue: Iya..

Pengamen: Tuh rokoknya ketinggalan!

Gue: Oh iya..

Pengamen: Kok rokoknya filter sih?

Dalam hati gue: Bacot!

Perut kita hampir meledak. Lu pikir aja! Abis makan bebek, nasi, tempe terus disusul pisang bakar susu keju yang notebene kejunya itu bisa gue kumpulin terus gue bawa pulang buat bikin cheese sauce dan susunya bisa gue kumpulin buat minum susu besok pagi.

Subahanallah, keju dan susunya itu banyak banget. Beda sama pisang bakar dan roti bakar Jakarta. Kalo di Jakarta, mesen pisang bakar susu keju, kita sendiri bingung, ini pisang buat kita apa bekas kucing? Pisangnya seiprit, susunya setetes, kejunya terlihat seperti seserpih debu. Sama-sama warung tenda tapi keliatan banget bedanya sama di Bandung. Gue gak nyangka porsinya akan bombastis, karena harganya murah banget. Di warung ini pisang bakar seharga 4 ribu bisa lu sisain buat makan se-RT. Yang namanya kopi susu diwarung tenda Jakarta, dikasihnya segelas kecil kan? Di warung tenda di Bandung ini dikasih segelas beer. Gue gak berlebihan. Gue mesen kopi susu diwarung tenda ini dan mesen beer di suatu Cafe (gue lupa namanya apa) di Paris Van Java, ukuran gelasnya sama. Inilah Bandung.

Setelah perut kita semua udah meledak. Kita melarikan diri ke Paris Van Java. Makan lagi? Gue tampol lu!

Disinilah semua itu dimulai. Gue yang tadinya diperlakukan seperti binatang jalang oleh Ecky, sekarang kami bersatu untuk Mencemooh Orang!

Dimulai dari mencemooh orang Cina. Gue tau ini sangat rasisme. Tapi please jujur sama gue, orang Cina itu enak ngga buat diolok-olok?

Gue dan Ecky memburu Cina untuk diolok-olok.

Ecky: Ih gila deh Ty, lu liat tuh cina-nya.. Kok mereka begitu sih?

Gue: Ky, arah jam tiga!

Ecky: Anjing ada dragon ball!

(disebut dragon ball karena orang Cina tersebut mengecat rambutnya dengan warna menyerupai oranye)

Ecky: Ty, arah jam tiga lewat dua belas!

Gue: Anjing lu!

Sampai akhirnya kita tiba di toko buku Gramedia.

Sammy dan Ecky baca komik, Anya dan Ai entah dimana, gue striptease. Enggak lah. Gue megang-megang buku Barney dengan muka melas, agak terlihat seperti anak idiot yang sedang memikirkan 'Barney, aku mau kamu..".

Tiba-tiba Ecky nyamperin gue dengan muka antagonis.

Ecky: Ih gue sebel deh tuh sama tuh Cina! (melikirk ke arah dua orang Cina)

Gue: Kenapa?

Ecky: Iya, gue lagi baca buku dia mondar-mandir, ganggu!

Gue: (tertawa)

Ecky: Ih, gila ya.. Itu cina kalo bisa gue dandanin, gue dandanin deh!

Gue: (tertawa)

Tiba-tiba Ecky berjalan menuju ke sebuah buku.

Ecky: Ty, sini!

Gue: Apa? (nyamperin Ecky)

Ecky: Gua gebok juga tuh Cina pake buku ini!

Gue: (ngakak dan mati ditempat)

Buku yang ditunjuk Ecky adalah buku berukuran besar dan tebal, yang berjudul "Masyarakat Tionghoa".

Ecky: Kesel deh gue..

Tiba-tiba ada segerombolan Cina lewat, mereka bercakap-cakap dengan bahsa mereka.

Sammy: Cing pao cing pao

Ecky: Bahasanya Cina tuh kaya bahasa betawi tau ga lo.. Yang begini nih, kagaaak, ngapa dah? Lah iya gua kan kesono.. (dengan logat betawi penuh nafsu)

Gue dan Sammy: (ngakak)

Udah puas ngacak-ngacak Gramedia. Kita memutuskan untuk duduk di suatu Cafe.

Di eskalator, kembali lagi kita mengolok-olok Cina.

Pandangan kita bertiga tertuju pada satu orang Cina yang juga berada di eskalator.

Sammy: Beh..

Gue: Wow..

Ecky: Sungokong..

Gak perlu dijelasin, lo pasti udah bisa ngebayangin.

Akhirnya kita ngafe. Selang beberapa menit, gue, Ecky dan Sammy turun ke supermarket untuk membeli rokok yang habis.

Ecky: (nyolek pantat gue)

Gue: (ngeliatin Ecky yang kurang ngajar)

Ecky: Kenapa Ty?

Beberapa detik kemudian. Ecky membuat tangan gue dan pantatnya bersentuhan.

Ecky: Apa loe nyolek-nyolek pantat gue?

Dari sinilah, bercandaan jorok kita dimulai.

Gue: Bukan gitu kali Ky..

Ecky: Gimana?

Gue: Harusnya gini, ngapain lo ngobel-ngobel gue? Terus pas diliat kearah tangan si Pengobel, tangannya udah ada slam-nya..

Ecky: Hahaha! Slam? Apaan?

Gue: Lendir dubur

Ecky: (tertawa sinis)

Sampai akhirnya, bercanda kita kembali ke 'mencemooh orang'. Kali ini teman kami yang kita cemooh. Sebut saja Nuansa Bening.

Ecky: Gue tuh kalo liat Nuansa Bening mau gue katain deh! Kok dia bisa ya punya cowo?

Gue: Dia telanjang kali biar ditembak

Ecky: Ih, gue sih kalo jadi cowonya, begitu dia telanjang gue langsung bilang, "apaan sih? pake baju lo, ntar masuk angin!"

Gue: (mati ngakak)

Ecky: Lo alergi cewe jelek kan Sam?

Tentu saja yang dimaksut cewe jelek disini adalah Nuansa Bening.

Sammy: Kalo gue buka sweater, badan gue sekarang udah bentol-bentol

Itu artinya, Sammy alergi.

Maafkan kami, Nuansa Bening.

Karena hawa sangat panas, gue memutuskan untuk memakai bando. Gerah.

Sammy: Ngapain sih lu pake ginian? Kaya pecun! (sambil nyopot bando gue)

Gue: Iya gue kan emang mau kerja

Ecky: Tya aja cuma make sweater ga pake daleman Sam, itu dia udah siap mau kerja

Gue: Nah, itu tau

Dimata mereka, gue exhibitionist.

Singkat cerita, kita udah mau pulang. Semua udah masuk mobil, dan kita akan meninggalkan kota kembang ini. Didalam mobil, kita tetap melakukan pencemoohan. Bagi kita, mencemooh dan dicemooh itu hal yang biasa. Malah ini seperti kecanduan. Kali ini pencemoohan terhadap Aswin.

Ecky: Aswin udah kita bawain oleh-oleh kan? Pisang bakar yang tadi kita ga abis

Gue: Basi kali Ky

Ecky: Ah, kan buat Aswin ini

Gue: Oh iya!

Ecky: Aswin itu berantakan banget, apalagi pas ikut perang diponegoro. Ya.. Pas zaman Soekarno dia udah mendingan lah.. Dia perang udah make belati..

Kita memfitnah Aswin yang tidak-tidak supaya dia terkesan sangat sepuh.

Gue: Dia pernah diperkosa kaisar jepang kan Ky?

Ecky: Iya, dia ju gu nian fu

Sammy: Dia geisha

Gue: Geisha mah terhormat Sam

Ecky: Iya, dia itu ju gu nian fu

Gue dan Sammy: Apaan tuh Ky?

Ecky: Budak sex kaisar jepang

Gue: Aswin itu tuhan tau Ky

Ecky: Amit-amit

Gue: Iya umatnya binatang

Ecky: Oh iya, umatnya ulet bulu sama belatung

Gue: Eh gak deng, binatang juga milih-milih tuhan. Umatnya batu Ky

Ecky: Nah! Batu, aspal.. Iya-iya!

Win, maafin kita yah? Kamu kita omongin artinya kita sayang sama kamu.

Waktu berjalan begitu cepat.

Jakarta, we are back.

Friday, March 20, 2009

Chelsea Smile - Bring Me The Horizon

I've got a secret.
It's on the tip of my tongue, it's on the back of my lungs.
And I'm gonna keep it.
I know something you don't know.

It sits in silence, eats away at me.
It feeds like cancer.
This guilt could fill a fucking sea.
Pulling teeth, wolves at my door.
Now falling and failing is all I know.

This disease is getting worse.
I counted my blessings, now I'll count this curse.
The only thing I really know, I can't sleep at night.
I'm buried and breathing in regret.
Yeah!

I've got a secret.
It's on the tip of my tongue, it's on the back of my lungs.
And I'm gonna keep it.
I know something you don't know.

I may look happy, but honestly dear,
the only way I'll really smile is if you cut me ear to ear.
I see the vultures, they watch me bleed.
They lick their lips, as all the shame spills out of me.

Repent! Repent!
The end is nigh!

Repent! Repent!
We're all gonna die!

Repent! Repent!
These secrets will kill us!

So get on your knees, and pray for forgiveness!

We all carry these things inside that no one else can see.
They hold us down like anchors.
They drown us out at sea.
I look up to the sky, there may be nothing there to see.
But if I don't believe in him, why would he believe in me?
Why would he believe in me?

Ruh!
I've got a secret.
It's on the tip of my tongue, it's on the back of my lungs.
And I'm gonna keep it.
I know something you will never know.
You will never know.
I know something you don't know.

Sekedar menyorot balik.

Beberapa bulan lalu, gue dan temen gue, Ucul, mengalami hal yang kurang wajar.

Ini semua bermula dari izin ngelayat.

Sekolah Menengah Atas identik dengan kaula muda dan gejolaknya. Loe boleh buat survey, mana yang lebih banyak? Pelajar SMA yang mengikuti pelajaran dengan baik atau pelajar SMA yang memilih tidur dikelas, cabut pelajaran, cabut sekolah, dan sebagainya? Ga usah pake survey juga semua orang tau. Mayoritas pelajar SMA belajar karena terpaksa. (bisa jadi bukan hanya pelajar SMA, mungkin semua pelajar begini)

Gue dan Ucul menjadi murid paling depresi hari itu.

Siang hari di sekolah, ngantuk, capek, bosen.

Ucul: Cabut yuk?

Gue: (tersenyum, berarti meng-iya-kan)

Kita sepakat untuk cabut. Tidak dengan cara kriminal. Kita cabut dengan menggunakan yang disebut surat izin.

Surat izin yang dimaksut disini adalah surat izin meninggalkan sekolah. Dengan ketentuan:

1. Kita dapat mendapatkan surat izin dari guru piket.
2. Selain pembohong, disarankan untuk tidak melakukan ini. (kecuali guru piket terlihat mudah dibodohi)
3. Harus disertai tanda tangan guru yang sedang mengajar. (dapat dipalsukan)
4. Selanjutnya, guru piket yang bersangkutan harus turut menandatangani surat izin tersebut. (jika sudah memalsukan tanda tangan guru yang mengajar, diharap memalsukan tanda tangan guru piket demi keamanan)

Tentunya kali ini gue dan Ucul (terpaksa) berbohong demi mendapatkan surat izin.

(saat itu kami belum menyadari bahwa ini adalah kebohongan yang sangat fatal)

Guess what!? Gue dan Ucul pura-pura mau ngelayat karena guru pasti ngizinin kita pulang kalo konteksnya 'ngelayat'. Untuk kedua kalinya gue (bohong) izin ngelayat. Iya, emang ini kedengeran biasa aja. Mungkin sepele dimata lo. Tapi enggak kali ini!

Gue dan Ucul sukses keluar sekolah.

"Hoaaaaaaaaaaaah"

Kata 'hoah' akan selalu keluar dari mulut gue begitu berhasil keluar dari sekolah ditengah-tengah jam pelajaran (cabut). Kenapa? Gila ndro.. Berasa keluar dari penjara. Terkadang terasa seperti menemukan surga. Bebas, lepas, melayang ku melayang jauh.. Old song nich, Iwa K! Stop! Ini tidak sedang main-main.

Seperti layaknya pelajar cabut, senang, riang, hari yang ku impikan.. (lagunya Sherina)

Hari ini belum ada tanda-tanda yang mencurigakan.

Keesokan harinya, berita duka cita. Ayahanda dari teman kita meninggal dunia. Berita itu disiarkan lewat microphone sekolah, gue biasa menyebutnya 'halo-halo'.

Kematian bisa datang kapan saja.

Kematian adalah takdir.

Yang maha Esa yang maha tau.

Mendengar berita duka cita tersebut, gue dan Ucul saling berpandang. Pandangan yang penuh arti. Gue gak tahan dan akhirnya bernyanyi, "Dimatamu mengadung umpan, dibibirmu mengandung umpan.." dan Ucul pingsan. Enggak kok, gue bohong. Begini, kemaren kita izin ngelayat, sekarang bokapnya temen kita meninggal. Gue dan Ucul hanya menanggapi dengan satu kata, kebetulan.

Belum selesai.

Keesokan harinya (lagi),

Kali ini, guru agama gue. Udah lama sakit. Beliau meninggal di rumah sakit. Kembali disiarkan lewat 'halo-halo'.

Mendengar berita duka cita tersebut, lagi-lagi gue dan Ucul saling berpandang. Hari ini cara memadang kita lebih tajam dari kemarin. Gue bener-bener engga tahan liat mata Ucul, gue kedipin mata kanan gue. Ucul bales ngedipin mata kanannya. Gue melet-melet menggoda. Ucul ngelempar tulang sisa dia makan ayam bakar. Spontan gue kejar tulang itu. Spontan uhuy. Lanjut, ini serius. Gue dan Ucul masih menganggap ini semua hanya sebuah kebetulan.

Masih ada lagi.

Keesokan harinya (lagi-lagi),

temen gue, Fatu, terlihat tergesa-gesa.

Gue: Tu?

Fatu: Buru-buru nih gue!

Gue: Mau boker?

Fatu: Tante gue meninggal..

Mendengar hal itu, gue dan Ucul kembali melakukan kontak mata. Konsentrasi.. Bayangkan, anda berada di pantai.. Cukup bercandanya!

"Ini gak main-main Cul!" gue memperingatkan Ucul.

"Iya ty.."

Oke, kali ini kita sepakat bahwa ini bukan hanya sebuah kebetulan.

Gue dibuat kalut gara-gara ini. Masalahnya ini tentang kematian. Kematian itu bukan hal yang sepele. Kita emang salah kalo kita takut mati. Tapi coba, semua pasti mempertimbangkan kalo ditanya udah siap mati atau belom?

Ga tau berawal darimana, saat itu gue lagi on fire sama lagu 'Chelsea Smile'-nya Bring Me The Horizon. Itu udah lama ada di iPod gue, tapi kali itu gue bener-bener lagi repeat terus lagu itu. Iseng-iseng gue search liriknya. Gue mending ngitung beras daripada disuruh tebak lirik lagu itu. Oliver Sykes itu bekoar bukan nyanyi. Dan hasilnya setelah gue search lirik lagu itu, lagu itu adalah lagu tentang ajakan taubat karena akhir zaman sudah dekat.

Bayangkan. Disaat gue lagi bingung memikirkan, mengapa proses mengambilan nyawa terasa begitu singkat? Terlebih-lebih setelah gue menjadikan ngelayat sebagai kambing hitam. Gue dihadapkan dengan kenyataan bahwa lagu yang selama ini gue repeat adalah lagu tentang ajakan taubat karena akhir zaman sudah dekat.

Curiga gue penuh.

Gue gak bisa berkutik (begitu baca liriknya).

Masih didalam minggu yang sama. Hari Sabtu, pagi buta, terdengar lagu 'Hollaback Boy' yang dibawakan oleh Cobra Starship yang juga sukses menghancurkan molor gue. Itu adalah nada dering handphone gue.

Angga calling..

"Halo?" menjadi suara pertama gue dihari itu.

"Ty, mau ikut ngelayat nggak?"

Gue diam seketika. Seperti terpanah ketika sedang memancing.

"Nyelayat?" gue ingin memperjelas.

"Iya, bokapnya Bram"

Tanpa basa-basi, gue pergi ke rumah Bram.

Ternyata kejadian. Gue ngelayat beneran. Dan gue gak akan pernah bermain-main lagi dengan kata ngelayat. Gue sadar akan sesuatu, kebohongan gue waktu itu adalah fatal.

Semoga mereka diterima disisi-Nya.

Amin.

Thursday, March 19, 2009

Kami berdiri di lapangan.

Setengah dari kami membersihkan kelas.

Kami akan meninggalkan lapangan apabila setengah dari kami selesai membersihkan kelas.

Menguji yang dinamakan solidaritas.

Semua ini gagasan Waluyo.

Kami berlari kecil selama 10 menit dipermulaan.

10 menit tanpa henti.

Berhenti berarti dihukum.

Jangan berhenti atau sia-sia.

Kami dilema.

Waktu berlalu.

Keringat membasahi.

Detak jantung berpacu.

Nafas terengah-engah.

10 menit selesai.

Satu kata dapat menggambarkan perasaan kami,

cukup.

Belum sampai disini.

Kali ini,

berlari untuk garis ditengah lapangan.

Sentuh garis ditengah lapangan itu!

Dan teriakan,

"Kelasku kotor!"

Dan begitu untuk seterusnya.

Kami menangis dalam hati.

Sementara sang penggagas menginginkan,

Lari!

Jangan sampai kalah!

Kalah adalah pecundang!

Kalian bukan pecundang!

Lari!

Kami berseru,

"Berlarilah untuku!"

Tetap berlari.

Dalam gundah menyelimuti.

Kapan ini berakhir?

Apakah kalian menyadari, wahai setengah dari kami?

Kami berlari untuk kalian!

Berlari,

dan meneriakan.

Kelasku kotor.

Tuesday, March 17, 2009

Ini mungkin adalah hal yang biasa dan wajar.

Tapi enggak, bagi gue.

Ini bisa membuat prestasi gue menurun.

Ini bisa membuat gue gagal lagi ketemu sama Jambon untuk kegagalan yang kesekian kalinya.

Ini bisa membuat hidup gue kacau.

Gue dipecundangi oleh ketiduran.

Hari ini adalah hari kedua dimana gue membolos karena satu alasan, ketiduran. Hari pertama (kemarin) gue gak masuk dikarenakan ketika gue membuka mata, jam menunjukan pukul 06.15. Oke, gue memilih untuk tidur lagi dan baru bangun jam 09.00. Gue masih nyantai..

Hari kedua, yaitu hari ini. Kembali terulang seperti kemarin. Ketika gue membuka mata, jam menunjukan pukul 06.30.

GUE SHOCK!

Gak bisa begini nih.. Gue udah ketinggalan pelajaran kemarin karena ketiduran. Hari ini gue ketiduran lagi, itu artinya gue ketinggalan pelajaran (lagi). Itu artinya, gue akan menjadi murid yang pelanga-pelongo besok karena gue ketinggalan pelajaran selama dua hari. Itu artinya, prestasi gue akan menurun.

Gue akan menjadi orang yang sangat bodoh. Gue akan menjadi orang yang sangat memalukan. Gue akan dikucilkan oleh keluarga gue. Gue akan dititipin dipanti asuhan sama bokap gue. Bokap gue malu akan kebodohan gue, anak kandungnya sendiri. Gue akan patah hati, karena Jambon malu punya pacar yang bodoh. Lalu Jambon memilih pergi ke pangkuan wanita lain yang lebih pintar. Dan gue akan terpuruk dalam kebodohan untuk selamanya.

Gue enggak mau seperti itu!

Disekolah, gue bukan tergolong anak-anak yang males sekolah, males belajar, kerjaannya cuma garuk-garuk kepala. Itu bukan gue! Disekolah gue duduk persis didepan meja guru. Kalo ada guru yang lagi duduk tiba-tiba meninggal, gue bisa jadi orang pertama yang dituduh membunuh. Karena gue yang paling dekat.

Gue disekolah menjalankan kewajiban gue nomor satu sebagai pelajar, yaitu belajar. Gue terobsesi jadi pintar dan gue sangat tidak ingin menjadi bodoh.

(walaupun kenyataannya gue tidak pintar dan sampai sekarang gue masih bodoh. tidak masalah, yang penting gue udah berusaha menjadi pintar dan gue mempunyai motivasi yang kuat untuk menjadi pintar. tapi kenyataannya lo itu bodoh ty..!? bodo amat!)

Ini harus menjadi bolos gue yang terakhir.

Dengan ini,
saya menyatakan bahwa
ini adalah bolos saya yang terakhir.

Salam,
Daneswari.

Mendengar pernyataan diatas, Kae cuma nanggepin dengan dua kata,

"GAK PERCAYA!"

Oke, gue akan buktikan!

Mengenai kegagalan gue ketemu sama Jambon (gagal lagi). Hari ini Jambon mau ke sekolah gue karena vertifikasi pendaftaran Universitas Gajah Mada ada di sekolah gue. Bayangan gue,

1. Hari ini ketemu Jambon.
2. Ngeliat muka Jambon.
3. Kangennya ilang.
4. Colongan peluk-peluk.
5. Colongan cipika-cipiki.
6. Ada guru yang ngeliat.
7. Di drop out saat itu juga.

Kenyataannya,

1. Gak ketemu Jambon.
2. Kangen semakin menggila.
3. Emosi.
4. Pusing sendiri.
5. Depresi.
6. Ingin bunuh diri.
7. Bunuh diri.

Semua cuma gara-gara satu hal.

Ketiduran.

Monday, March 16, 2009

Rindu ini terus-menerus membelengguku.

Semakin lama semakin membelenggu.

Ngomong apa sih gue?

Seriously, gue, kangen, sama, Jambon.

Bosen yah? Bodo amat.

Mbon, sampai kapan kamu memperlakukan ku seperti ini?

Aku kangen, kamu biasa aja. Aku mau nelepon, kamu mau makan. Aku mau sok-sok surprise nyamperin kamu ke Quin, kamu gak Quin. Jadi apa mau kamu Mbon?

Aku gak tau deh! Aku cape!

Cukup.

Tapi beneran loh, kita kayanya ga jodoh banget deh. Tapi kita maksa aja gitu, mau jodoh kek mau kagak, serah! Yang penting laku yah? Gak gak.. Serius!

Kamu sih Mbon, nembak aku dibioskop, kan gelap dan gak konsen, abis film-nya serem banget! Oke cukup.. Serius!

Aku jadi merasa bersalah Mbon, udah ngancem mau bunuh guru-guru sekolah kamu kalo kamu gak nembak aku tanggal 7.. Tya, cukup! Serius!

Iya deh aku waktu itu terima uang kamu karena Azizah ngancem mau nyita semua daleman aku kalo aku gak bayar utang (Azizah adalah teman sekolah gue, dia merangkap sebagai murid dan penjual pulsa. kebayangkan, kalo yang jualan pulsa itu temen sendiri? bayarnya besok aja deh. keesokan harinya, kan gue bilang bayarnya besok. keesokan harinya, kan kemaren gue bilang bayarnya besok. ngutang terooos!), jadi aku nerima uang kamu dan aku mau jadi pacar kamu.. Cukup ty.. Stop bercanda.. Serius.. (ngomong-nya udah sambil nangis nanah)

Iya, kayanya gue ga berjodoh banget ama lu Mbon. Kita hampir terbunuh oleh jarak dan waktu. (gue doang sih sebenrnya, Jambon pasti dalem hatinya bilang "lebay ih ang", dan gue cuma bisa menahan hasrat ingin lompat lembing)

Hari ini hari ke-empat kita gak ketemu, dan besok akan menjadi hari ke-lima, dan lusa akan menjadi hari ke-enam, dan besoknya lagi akan menjadi hari ke-tujuh. Dan besoknya lagi, dan besoknya lagi, dan seterusnya.. Oke, kita akan berhasil lupa muka satu sama lain.

Pembicaraan ditelepon akan menjadi seperti ini.

Hari ke-lima gak ketemu: Aaang, kangeeen..

Hari ke-enam gak ketemu: Kangeeen..

Hari ke-tujuh gak ketemu: Kangen yah?

Seterusnya: Hem, ang ke rumah kamu itu lewat mana ya? Aku mau kesitu tapi lupa!

Seterusnya: Hem, ang, rambut kamu itu sekarang udah segimana sih?

Seterusnya: Muka kamu kaya gimana ya ang?

Seterusnya: Hem, iya ini Jambon. Tapi ini Tya yang mana ya?

Gak mungkin! Kita gak akan seperti itu!

Kita emang lagi sulit ketemu. Satu-satunya cara ya nelepon. Tapi kalian semua tau kan kalo nelepon itu ngga gratis? Jadi please temen-temen, dimohon kelapangan hati kalian untuk meminjamkan uang.. Demi menjaga hubungan gue dan pacar gue tetap harmonis!

Ada aja halangannya! Tadinya gue mau nelepon dia pagi-pagi. Kan adem tuh ya, pagi-pagi disekolahan, masih sepi suasananya, nelepon yayang dibalkon, terus kesambit bola dari lapangan, terus handphone gue jatoh dari lantai 2.. Gak gak!

Tapi apa boleh dikata. Semua sirna. Gue baru bangun jam 9 pagi, alhasil gue gak sekolah, Jambon ada try out, jadinya gue nelepon dia sekitar jam 11-12, dan itu disekolahannya udah rame, dan dia lagi nongkrong, dan jam segitu adalah jam makan siang, dan dia tentu lebih milih makan siang yang jelas-jelas bikin kenyang ketimbang dengerin suara cewe gila yang cuma "aaang.. aaang.. aaaang..". Oke! Fine! Gak jadi teleponan pagi-pagi.

Itu pertama. Kedua, gue mengharapkan abis makan, kita lanjutin lagi teleponan-nya. Apa boleh dikata. Emang dasarnya gue cewe gatel yang gak ada kerjaan (orang-orang pada sekolah, gue jam 9 baru bangun), sedangkan Jambon adalah cowo cool yang kaya akan kegiatan produktif. Sirnalah harapan gue yang kedua.

Jambon: Aku makan dulu yah ang?

Gue: Aku mau nelepon kamu lagi

Jambon: Anytime baby

Gue: Ya aku bisa kapan aja orang aku gak ngapa-ngapain, dirumah aja. Kamu bisanya ditelfon kapan? (dalam hati; abis makan dong Mbon lanjutin lagi, ya ya ya?)

Jambon: Nanti kalo aku udah pulang aku kabarin yah?

Tetoooooot! Silahkan keluar dari arena ini.. Peserta selanjutnya..

Ketiga, gue udah mikir-mikir. Hari ini kan dia Quin, gue kerjain ahh! Hihihi. Gue mau dateng ke Quin bawain makanan (kalo dia belum makan). Nanti kan pasti dia kaget, jantungnya kumat, dia menjadi tidak sadar, gue awetin dia, terus gue jual. Gak gak.. Nanti kan dia kaget, terus pasti aku dipeluk deh, terus pipi aku dicium, terus kita diusir warga karena mesum diarea bimbingan belajar.

Itu kalo berhasil kan? Kalo begini gimana?

Gue jalan ke Quin nenteng-nenteng makanan. Sesampainya di Quin, telepon Jambon..

"Aaang, lagi Quin yaah?"

"Iyaaa.. Kenapaa?"

"Keluar bentar deh, aku depan Quin tauuuu"

"Ah gak bisa!!"

"Ah masa??"

"Iyaaa!!"

"Ah keluar doong!!"

"Aku gak bisa aaang!!"

"Gitu yah!? Keluaaar!!!"

"Apaan sih kok maksa!?"

Tut.. Tut.. Tut..

Jambon gak mau keluar nemuin gue. Telepon dari gue dimatiin. Makanannya basi. Gue telentang depan Quin sambil megang papan bertuliskan "I'm Dead".

Untungnya tidak seperti itu. Kenyataannya begini,

sebelumnya gue harus memastikan bahwa Jambon pasti ke Quin.

Gue: Ang nanti Quin?

Jambon: Engga..

Dalem hati gue: Oh bagus lah, jadi aku gak usah cape-cape ke Quin, uangku juga utuh gak beliin makanan buat kamu!

Gak gak.. Gak gitu.. Intinya, gagal..

Jambon gak Quin, itu artinya, gagal..

Gagal, gagal, dan gagal.

Nyerah deh! Biarkan waktu yang mempertemukan kita.

Sunday, March 15, 2009

What do you think about it? Apa? Ga ada gambaran apa-apa? Emang lu orang-orang bego sih! Masya Allah.. Jadi kasar kan gue.. Yep, multiple personality itu kepribadian ganda! Waria? Bukan! Jujur aja gue juga kurang ngerti, ya loe tau lah, kalo gue orang pinter jam segini gue tidur karena capek abis belajar matematika dan harus tidur supaya besok fit. Tapi kenyataannya? Jam segini gue internetan dan pasti besok gue kesiangan, telat, dipulangin. Gue gak perlu ribet ye nerangin gue itu kira-kira pinter apa geblek.. Lu pikir aja dah.. Gue sendiri bingung ini kepala gue isinya otak apa kunyuk..

Okay, multiple personality itu kepribadian ganda. Jadi satu tubuh merangkap dua orang atau lebih. Bingung kan lo? Gue apalagi..

Yang mau gue ceritain tuh gini, loe pernah gak berurusan sama orang invisible? Gue lebih dari sekali! Orang invisible itu maksutnya gini, antara ada dan tiada. Bukan hantu! Tapi kurang lebih dia antara ada dan tiada.

Kasusnya gini, gue kenalan sama cowo lewat sms, dikenalin temen gue. Oke, itu wajar dong? Awalnya wajar ndro.. Lama kelamaan, gue menyadari sesuatu.

1. Orang ini gak pernah bisa gue ajak ketemu
2. Ada aja alesannya yang bikin sampe sekarang gak bisa gue telepon
3. Belakangan gue cari tau, semua yang dia omongin itu adalah kibul alias bullshit. Mulai dari sekolahannya, rumahnya, dan semuanya pokoknya bull to the shit!

Kasus kedua, sama. Gue dikenalin cowo sama temen gue (temen gue beda lagi dari kasus yang pertama) lewat sms. Dan seterusnya, kasusnya sama. Bullshit!

Anehnya, gue gak pernah marah sama orang-orang kaya gini. Justru gue pura-pura gak tau tentang kebohongan dia. Gue iya-in aja bullshit-nya. Kenapa? Karena begini, kalo gue marah, mereka merasa ketawan bohong, mereka akan malu dan kabur. Gue gak mau itu terjadi.. Sebisa mungkin gue akan bersikap baik dan pura-pura gak tau kebohongan mereka agar gue bisa tetap berhubungan baik sampe gue tau, kenapa mereka melakukan hal itu? Kenapa mereka musti bohong? Apa modus dibalik semuanya?

Tapi kadang mulut gue gatel banget! Gue suka ngeledekin, "kamu tuh bukan anak sekolahan ini kan sebenernya? oh oh ketawan nich!" dan mereka pasti jawab "terserah". Mereka mati gaya.

Lo bertanya-tanya gak sih? Kalo orang yang sms-in gue itu invis, jadi mereka itu siapa? Siapa yang sms gue selama ini? Menurut pendapat orgil (orang gila),

Resky: Itu hantu sms genit ty! Atau sms merah!

Dinna: Gue yakin itu yang ngenalin pura-pura jadi yang dikenalin!

Kae: Sucks banget tuh!

Gue: Tya cayang Jambon banget!

Oke yang terakhir gak nyambung. Pendapat Resky jujur aja itu goblok banget ya, tolol.. Jadi kasar kan? Lu sih Res, geblek! Pendapat Kae, gue tau lo gak bisa berpendapat banyak ke.. Pendapat Dinna, ya! Itu dia yang juga ada dipikiran gue! Yang ngenalin, merangkap jadi yang dikenalin! Jadi disatu sisi dia teman gue, normal, biasa saja. Tapi disisi lain, dia itu menjadi cowo yang sms-an sama gue! YAKS! Geli banget, emang gue cewe apaan lesbongan ama you you pada! (temen gue yang ngenalin cowo lewat sms itu adalah seorang perempuan)

Tapi emang belum terbukti sih kebenarannya apakah yang sms itu temen gue yang ngenalin. Tapi feeling gue sih gitu. Abis kalo engga? Siapa lagi dong? Gue aja gak tau apalagi elo! Tenang, cepat atau lambat gue pasti akan membuka kedok loe semua. Gue janji kok gue itu gak akan marah, gue cuma pengen banget tau modus loe loe pada bohongin gue tuh apa. Seketika gue ingin kuliah psikologi, tapi cita-cita gue seniman tuh, maaf ya..

Tapi keren kan? Otak gue bisa tanggap kalo gue itu lagi dibohongin sampe bisa mikir ke arah multiple personality! Coba kalo cewe bloon, culun. Mereka pasti masih terhanyut dalam muslihat para pembohong biadab itu! Lo semua salah ndro kalo mau bohongin gue..

1. Gue bukan cewe kuper yang gampang dikadali. (cuma lemot dan gampang dibegoin)
2. Diam itu bukan berarti gue lagi pelanga-pelongo. Gue diam tapi sambil berfikir. (berfikir gue mau ngutangin siapa ya hari, ini gue laper banget tapi ga punya uang)
3. Penipu mau lo tipu?

Masalahnya gini loh, setiap mereka tau gue udah tau kebohongan mereka, sebisa mungkin mereka akan bohong lagi, lagi, dan lagi untuk menutupi kebohongan-kebohongan tersebut. Gue akuin deh, mereka-mereka itu gesit banget. Kalo udah satu step lagi gue bisa ungkap kebohongan mereka, mereka akan bergerak lagi, lagi, dan lagi. Sangat lincah!

Liat aja nanti, cepat atau lambat gue akan membongkar semua ini..

Satu hal yang paling penting, yaitu teman. Sadar gak sih kalo we can't live without friend? Kalo bete, biar ga bete ketemu friend. Emangnya ada orang di dunia ini yang ga butuh temen? Sini deh biar gue tembak palanya. Pasti orang itu butuh teman. Pasti! Orang gila juga pasti butuh teman. Orang mati juga pasti butuh. Eh ga tau deng..

Tapi gue ga ngebayangin loh kalo ga ada temen itu gimana. Gue emang orang yang sejujurnya, ansos. Gue kurang suka bersosialisasi. Gue lebih suka mengerjakan semuanya sendiri. Why? Karena satu, RIBET! Misalnya mau jalan-jalan, ngajak loe, belom nanti kalo loe nya begini, loe nya begitu, pusing gue! Mending gue sendiri aja deh, damai! Afterall, gue tapi tetep butuh temen. Entah itu buat diutangin, entah itu buat kambing hitam, yang jelas, gue butuh!

Mereka ini lah yang menjadi bagian dari hidup gue, dan gue lebih milih jadi batu daripada kehilangan mereka.. (batu baterai tapi, biar ada manfaatnya)

Sammy Praditya Isharry
Laki laki, 17, sedikit penjahat kelamin. Bercanda Sam.. Dia ini sahabat gue, dari lahir. Yang pasti udah lama banget gue temenan sama dia. Terserah dari kapan, tapi loe temen gue Sam. Dimana ada Sammy, insya Allah ada gue. Suatu hari pernah terbesit dari bibir kita berdua "kok gue kemana-mana sama loe mulu ya?". Dan dari bibir orang-orang juga sering terucap "berdua mulu loe kaya tete, berdua mulu loe kaya biji". Temen emang ga selalu nyenengin, Sammy juga sering nyebelin. Tapi itu biasa laaah, semua pasti pernah nyebelin, cuma dewa yang gak pernah. Semua itu penuh pro dan kontra. Ga sedikit orang yang kontra sama loe Sam. But, i dont care what anybody says about you, yang penting pas gue butuh, pas gue broken heart, pas gue sepi, pas gue kebelet boker, pas gue sembelit, pas gue dikejar hutang (selalu dikejar), ga tau kenapa loe selalu ada Sam. Kok loe selalu ada dah Sam? Loe nabi ya? Tapi gue akuin Sam, lo temen gue number one!

Kenapa lu Sam?

Kae Aliya
Kae ini classmate gue. Dia teman gue disekolah. Kan gue bilang, gue cenderung ansos. Cuma orang-orang yang nyantai yang bisa gue terima untuk bergaul. Gue gak suka orang-orang yang hidupnya ribet. Kae inilah temen sekolah gue yang tergolong hidup santai. Gue dikelas main sama dia, ke kantin sama dia, pulang sekolah sama dia, nge-gap-in orang homoan sama dia. Gak gak! Separuh hidup gue, gue habiskan bersama dia. Ya lu pikir aja gue satu kelas sama dia. Separuh hidup gue, gue habiskan di sekolah. Ya masa gue gak deket sama dia?? Kita ini tergabung dalam, DUO USIL. Tapi belakangan ini kita terfikir untuk ganti nama jadi PANTRA, Pantura Bersaudara. Iya gue tau kok kita sedikit kaya biduan, tapi sebenrnya kita rock damn roll, ya gak kee!? Enggak tuh ty.. Oh yaudah deh terserah lu ke, siap-siap aja besok jari lu ilang!

Both of Usil

Azalia Paramatatia
Anya! Ada frisbee nih, tangkep yah!?

Afdal Gumay
Lebih akrab disapa Dodo. Dia ini radio rusak. Demi Allah kocak banget. Dia cerita dia ditilang polisi aja satu kampung ngakak, apalagi cerita yang lain. Dan dia sering menemukan teori-teori baru. Akan banyak cerita tentang penemuan-penemuan Dodo..

Janggal..


I Made Wendy Wirawan
Wendy! Orang Bali, agama Hindu, nyembah berhala.

Raden Mas Aswin Reinaldo
Jibooooooot! Jin botol! Rambutnya kaya ade juwita, tapi sekarang di smoothing dong jadi kaya Charlie ST 12. Ku rindu kamu tayang!

Dia belum meninggal..


Michelle Chairen Bense
Beby! Jarang ada cewe di pertemanan kita. Yep! Cewe itu ribet, nyebelin, sensitif, banyak maunya! Cuma cewe-cewe terpilih yang bisa gabung! (gaya banget lu)

Ecky Mahendra
Ini nih, bestieee banget! Partner dalam segala hal.

Brahmantya Bla bla bla (nama lu ribet ji)
Parji, ini juga sahabat gue dari lahir. Mungkin dari bokap nyokap gue masih niat bikin gue. Gak gak! Tapi dia bukan geng kita! (anak geng). Dia ga sepermainan sama gue, Sammy, Dodo, Wendy, dan lain-lain. Tapi kamyu sahabatku sayang..

Masih banyak lagi temen sepermainan gue. Cuma yang gue describe, yang kelewat akrab aja sampe mandi-mandian bareng.

Lainnya; Nanto, Kopat, Daniel, Heros, Reja Buluk, Ido, ah demi Allah banyak banget!


Aldi, Angga, gue, Anya, Dodo, Ganda, Sammy, ngebolang ke Bandung


Circle of friend ini mula-mula berawal dari satu orang, Sammy. Dari awalnya gue bergaul sama dia, langsung lah lama-kelamaan, seiring waktu gue kenal yang lainnya (selain Kae) dan yep, kita semua berteman baik sampe sekarang. Banyak banget yang gue lewatin bareng mereka, susah, seneng, muka-muka mereka lagi giting juga gue apal.

Gue akuin ya, diantara temen-temen sepermainan gue ini (kecuali Kae), bahkan semua temen-temen gue yang ga gue sebutin karena jujur aja banyak sekali, gue adalah yang paling muda. Mereka semua rata-rata satu tahun diatas gue. Kebayang dong, bentar lagi mereka mau kuliah, tinggal mewek aja deh gue dirumah.

Kita semua punya janji. Kita juga menyebutnya misi. Misi kita ada misi jangka sangat pendek, misi jangka pendek, misi jangka panjang, misi jangka sangat panjang.

Misi jangka sangat pendek:
Abis UAS, kita mau ke anyer! Kebayang yah serunya kaya apa.

Misi jangka pendek:
Entah kapan, kita semua mau ke Bali.

Misi jangka panjang:
Gue lupa deh friends, kita mau kemana yah?

Misi jangka sangat panjang:
Sekitar 10 tahun lagi, kita semua harus kumpul dan holiday ke Paris! Cooooool!! Harus jadi yah ndro! 10 tahun lagi kita ketemu dengan istri dan anak-anak kita! Itu artinya? We have to in touch forever!

Seperti yang gue bilang, pertemanan kita ini jauh dari ribet. Kita semua orang-orang nyantaii.. Tukeran kolor, minjem duit sebanyak-banyak nya, Sammy bikin iPod anya kelindes taxi, seragam sekolah ganti-gantian, gue jadi saksi Aswin dimandiin sama guru-guru di kamar mandi ruang guru karena dia dikira dikira sampah sama guru-guru (gak win, i love you), Sammy ngilangin PDA Beby, pelorot-pelorotan celana, saling ngencingin, colok-colokan mata pake sumpit, gak gak! Pokonya serba nyantaaaiiii..

Kita cuma anak-anak biasa, jauh dari hidup gaul, jauh dari kelimpangan harta, jauh dari glamour. Itu semua dimata kita shit. Kalo ada anak-anak puber yang ngomong "tadi gue abis party loh, kayanya malem ini gue gak pulang, mau party lagi..", kita cuma bisa bilang "masih jaman?".

Jarang loh, kita ngobrol tentang sesuatu yang hip, kita bukan anak-anak puber yang latah akan sesuatu yang lagi 'in'. Biasanya anak jaman sekarang cenderung 'up to date' dan terus-terusan nge-up date sesuatu yang lagi hip. Kita? Kita ngobrolin tentang bangsa Indonesia coooy, kita ngebahas negara ini, negara itu, buku-buku best seller. Tapi itu kalo kita lagi intelek doang (tapi gue gak pernah intelek, kalo mereka udah mulai sok intelek, gue lebih milih denger iPod).

Selebihnya yang kita obrolin adalah.. Yap! Ngatain orang! Gak jauh-jauh obrolan kita sehari-hari itu nge-cak-in orang! Gue udah mau tobat koook, gue sadar itu sangat buruk dan dampaknya adalah kualat dan kualat itu sangat mampus! Gue lagi coba berhenti untuk ngatain orang menjadi mengkritik orang. Beda dong? Hmhmhm (ketawa antagonis). Tapi apa boleh dikata, kadang gue gak pengen ngatain orang, tapi orang itu suka minta dikatain. Hihihi ;)

Terimakasih ya untuk kalian. Gua akan sangat membutuhkan kalian dalam hidup gue. Gue bersyukur masih punya lo semua. Jangan tinggalin gue ya? (melankolis). Ini semua buat mama.. (Audisi Indonesian Idol).

You Rock Buddy!

Saturday, March 14, 2009

Pagi-pagi gini gue udah ngeblog yeekaaan!!? Akhirnya semalem gue memilih untuk diam, gue takut salah ngomong ke Jambon. Maaf yah baby, kiss dulu, muah! (sex scene dikit boleh nggak? pengen!!) Astafirullahalazim..

Hari ini gue kebangun gara-gara lagu hollaback boy-nya cobra starship. Itu ringtone gue ndro.. Pas gue liat, aaanggit calling.. Anggit itu Jambon, dan Jambon adalah Anggit. Langsung senyum-senyum sendiri geto deh gueee.. Pas gue angkat..

gue: Haloo

jambon: Aaaang..

gue: Haaaii

jambon: Kangeeeeenn..

Damai ndroo.. Hati gue serasa bunga sakura bersemi. Tapi gak lama kemudian, handphone gue mati. Akhirnya gue telepon lagi, mati lagi, gue telepon lagi, mati lagi. Nyerah! Akhirnya gue sms, 'ANG PLEASE', dan yak bagus! Gak dibales sampe sekarang. Aku tau dalem hati kamu pasti ngedumel, freak banget sih loe, kalo bukan cewe gue udah gue panah muka luh!

Tunggu deh, disaat gue berfikir hari minggu adalah hari yang pas buat istirahat dirumah seharian, berdamai ria. Gue teringat beberapa hal yang membuat gue menjadi sangat salah kalo berfikir hari minggu adalah hari damai.

1. Gue harus ngedit video yang kemaren, tapi sayangnya komputer gue abis di install ulang dan maaf kawan movie makernya ilang. (alasan klise, padahal bisa download)
2. Ada tugas sosiologi tentang menganalisa Dayak dan Madura. Katro!
3. Gue bete banget pengen pergi-pergi dan gak pengen istirahat sama sekali.

Disaat seperti ini, ada malaikat tidak bersayap. Dinna Sebriana. Ialah adek sepupu gue yang sekarang gue obrak abrik rumahnya. Gue tinggal di rumah dia untuk sementara sembari nunggu rumah gue baru dibangun. Kita berdua lagi manyun berduaan di rumah. Gue cuma mangap2 nulis blog, Dinna cuma ngangkang dan garuk-garuk selangkangan. Oh so ekstrim, gak lah!

Kita memutuskan untuk luntang lantung ke McD DH, itu tempat everlasting banget yah, mau dibangun KFC disampingnya kek (terlihat seperti persaingan sempurna), hati gue gak sekalipun loh beralih ke KFC. McD DH aku padamu!

Mau ujan nih! Dinna juga udah ngebet banget itu dia udah ngancem mau makan bohlam kalo gue gak cepet-cepet.

Cabut.

Bete yee saturday nigth gak kemana kemana.. Itu kata anak yang pubertas. Kalo bagi gue? Masih jaman?

Hari ini gue capeknya bukan main. Dimulai dari bikin video klip tugas sekolah dari pagi sampe maghrib. Abis gitu tiba-tiba ada suara "duar".

"Apaan tuh?"

"Betis gue kok guys, cuma meledak gara2 kecapean bikin video.."

Sebenernya itu bukan video gue, video gue udah jadi dari kapan tau. Itu video temen gue. Kenapa gue ikut campur? Hmhmhm (ketawa antagonis). Because, i'm the director of this!

Ya.. Emang sih temen-temen.. Gue tau kepala gue ini isinya otak, bukan kunyuk. Dan akuilah, otak gue ini dapat menemukan ide-ide brilian! (hanya jika diiming-imingi rupiah)

Yaudah deh, akhirnya gue banting tulang ikut ngerjain video itu. Cape sih, tapi gue suka! Hihihi ^_^ (norak)

Tapi kenapa ya, ada aja penghalang. Selalu ada penghalang.

Rencananya kita mau selsein video itu hari itu juga. Kita kerjain di McD DH karena ada WiFi dan strategis. Tapi tau engga? Masa dilaptop nya Kae, drive buat MMC nya gak bisa kebaca! Apa banget deh iiiih?? (gaul). Yaudin, jadinya kita cuma manyun, nontonin Chris Angel di youtube, sambil mangap-mangap, sesekali Kae pura-pura jadi anjing terus gue lempar-lempar kentang terus Kae nangkep-nangkep. Enggak deng.

Tapi betenya nampol ye Ke! Apalagi didepan meja kita, ada segerombolan cewe-cewe "cantik" dan "gaul". Cewe-cewe itu bikin gue dan Kae bolak-balik saling bertanya,

"Ada ketapel gak?"

"Ada senapan gak?"

"Ada kelereng gak?"

"Ada batu bata gak?"

Tapi yang lebih lebih, gue pengen banget nanya sama mereka,

"Udah pernah ketembak belom?"

Yep, that's it! Mereka kampungan banget.

Ini bukan ngecak, tapi ngeritik.

Friday, March 13, 2009

Demi Allah gue bisa Kae! Gue bisa!

Gue terharu banget liat tulisan gue nongol..

YOU RAISE ME UUUUPPPP!!! (nyanyi)

Makasih ya Kae sayang..

Ini semua berkat kamu,

ini semua buat papa.. (kontestan Indonesian Idol lolos audisi)

Oke deh, lets play dude!

Sebenernya gue merasa amat ganjil.

Kata Kae ini namanya blog. Kae adalah tusuk gigi yang bisa bicara.

Gue merasa ganjil saat ini karena ini adalah yang pertama. Karena saat saat pertama adalah saat saat yang mendebarkan.

Sebenernya gue kurang ngerti cara mengendalikan teknologi ini, gue belum mahir.

Terima kasih kepada teman saya, Kae Aliya, dialah yang selalu membuka mata ini untuk melihat teknologi canggih.

Kaeee, YOU RAISE ME UUUPP!!! kaya di acara "tolong" kalo ada yang nolongin pasti langsung mainkan lagu Josh Groban.

Kae tolong aku dong dari kemelut ini! Jangan malah the masteran!

Dalam hitungan menit gue bisa tewas dibunuh teknologi!