Monday, July 26, 2010

Sepuluh dari sepuluh teman saya, kaum perempuan, kerap mengeluh kalau pacarnya ga ada kabar. Termasuk saya.

Bukan apa-apa yah, kalian bayangin deh kalo orang pacaran memakai metode 'pacaran tanpa kabar'. Kan ga lucu, misalnya;

Setelah dua bulan tidak ada komunikasi, tiba-tiba...

Si Cowo SMS,

Si Cowo: "Hai? Masih inget aku ga?"

Si Cewe: "Siapa ya? HP baru ganti nih"


Atau...


Si Cowo: "Hai sayang, long time no talk"

Si Cewe: "Sayang!? Kamu masih hidup!? Aku kira udah mati ketabrak tronton!"


Atau...


Suatu hari, Si Cowo tiba-tiba mergokin Si Cewe jalan sama cowok lain,

Si Cowo: "Kamu Anita kan!?"

Si Cewe: "Eh, Bondan?"

Si Cowo: "Kamu kok jalan sama cowok lain!?"

Si Cewe: "Emm..."

Si Cowo: "DASAR PEREMPUAN JALANG! TUKANG SELINGKUH!"

Si Cewe: "EH SETAN! LO DUA BULAN GA ADA KABAR GILA!"

Terkadang, perselingkuhan tidak selalu salah si pelaku selingkuh. Tapi yang diselingkuhin harus sadar, kenapa saya diselingkuhin?


Atau bahkan ikutan reality show Termehek-Mehek,

"Mandala, tolong, pacar saya sudah lama menghilang..."


Lagian kan malu kalo ada temen yang nanya,

"Pacar lo kemana?

"Tau..."

"Lah? Kok tau?"

Terus lo mau jawab apa!?

"Tau deh, digondol wewe kali"

Gimana gak digondol wewe, orang ga ada kabar dan ga jelas.


Sebenernya yang kaya gini bukan untuk bikin kalian terpenjara kok. Sama seperti bentuk 'overprotective' antar pasangan. Ini cuma suatu bentuk upaya agar hubungan terselamatkan dari mara bahaya. Ngerti kan? Hanya saja caranya yang berbeda-beda dan butuh penyesuaian, tapi visi dan misinya sama kok. Mana ada orang pacaran tujuannya putus? :)


Dan delapan dari sepuluh teman saya, kaum perempuan, mengakui bahwa pacarnya menghabisi separuh hidupnya di tongkrongan.

Berbagai nama aneh tongkrongan; dari Warcing, Wargo, Cunglay, Cupatkai, apalah itu...

Bagi kaum pria yang begini, kalian tau ga?

Kami, selaku kaum wanita, rasanya ingin lapor ke PEMDA, bikin fitnah kalau tongkrongan kalian adalah lokasi penyebaran sabu-sabu, dengan maksut agar tongkrongan kalian dibubarkan.

Dan kalian akan kehilangan tempat nongkrong, dan itu artinya kalian akan kehilangan separuh hidup kalian, lalu kalian menjadi gila, dan kalian akan kembali kepada kita, mengemis cinta kita yang dahulu kalian sia-siakan, berlutut sambil meraung-raung, makan beling dan serangga, dan kalian akan menjadi milik kita selamanya!

Hahaha!

Ini sandiwara apa sih?

Intinya itu.

Kalau saya pribadi... Yah... Saya hanya menginginkan hubungan yang 'layak' lah... Demi kenyamanan dan keamanan hubungan juga kan... Nanti giliran galau, pusing sendiri... Cuma bisa nyalahin 'cewe ga ada yang bener! cowo buaya semua!'... Tapi giliran ada, disepelein... Gimana sih? Hahaha...

Sunday, July 25, 2010

Hai temen-temen, mau tau keseharian aku? Follow twitter aku yah @tyonx, yang beruntung akan aku follow back. Untuk RBT aku, bisa diliat di headline koran hari sabtu :)

Thursday, July 22, 2010

Kejam memang.

Seperti biasa, kisah nyata dan nama disamarkan.


Ngangau: "Kum, temenin gue ke mall yuk"

Kuma: "Ngapain?"

Ngangau: "Ketemu cewe gue"

Kuma: "Nanti gue jadi nyamuk ngga?"

Ngangau: "Engga bakal"


Dengan berat hati, Kuma mengantar Ngangau ke tempat tujuan bertemu pacar Ngangau dengan motor kesayangannya.

Sesampainya disana...


Jalan cerita menjadi berbeda. Pacar Ngangau mengajukan ajakan jenius, yaitu mengajak Ngangau ke rumahnya. Masa Ngangau nolak?


Ngangau: "Kum, ke rumah cewe gue aja yuk"

Kuma: "Ah elah, ngapain?"

Ngangau: "Ah udah, cewe gue ngajakin"

Kuma: "Nanti gue jadi nyamuk ngga?"

Ngangau: "Ngga bakal"

Ya ya ya, Kuma memang baik dan setia kawan, tapi baik sama bego bedanya tipis.

Ngangau: "Tunggu apa lagi lo? Udah jalan ke rumah cewe gue! Tau kan?"

Kuma: "Loh? Ngga bareng sama lo?"

Ngangau: "Cewe gue bawa mobil, gue naik mobil cewe gue"

Sabar ya, Kuma...


Sesampainya dirumah pacar Ngangau.

Ngangau: "Kuma, lo tunggu di depan aja ya, gue cuma bentar kok"


2 jam kemudian...

Kuma: "Ngau, ayo pulang"

Ngangau: "Bentar lagi"


1 jam kemudian...

Kuma: "Ngau, ayo pulang?"

Ngangau: "Bentar lagi, sabar sabar"


1 jam kemudian...

Kuma: "Ngau?"

Ngangau: "Kum, kayaknya gue nginep deh"

Kuma: (bunuh diri)


Kuma pulang dengan penuh penyesalan.


Keesokan harinya, pukul lima pagi, Ngangau menelpon Kuma.

Kuma: "Halo?"

Ngangau: "Kum, jemput gue dong"

Kuma: "Dimana?"

Ngangau: "Dirumah cewe gue"

Kuma: "Kok ga pulang sendiri"

Ngangau: "Aduh lo tau kan......"

Bla bla bla bla bacot.

Lagi lagi, Kuma memang baik dan setia kawan, tapi baik sama bego bedanya tipis.

Kumapun menjemput Kumau dari kediamannya di Rempoa ke kediaman pacar Ngangau di Kemanggisan.


Disinilah simbiosisnya.


Keesokan harinya, di siang tengah hari bolong terik, Ngangau yang sedang diperjalanan mendapat telepon dari Kuma.

Ngangau: "Halooooo?"

Kuma: "Dimana lo!?"

Ngangau: "Dijalan nih di Cipulir"

Kuma: "Jemput cewe gue dulu sana! Terus anterin ke rumah gue"

Ngangau: "Kuuum?"

Kuma: "Apa? Jemput sana!"

Ngangau: "Gue...."

Kuma: "Eits, inget kan kemarin apa yang telah lo perbuat terhadap gue?"

Ngangau: "....."


Yah, beginilah.. Hidup itu keras memang.. Kadang kita di atas, kadang di bawah..

Maraknya anak sepeda, mengingat susana kota yang hingar bingarnya tidak bisa ditolerir lagi, seorang pemuda, Ricardo, tergerak untuk menjadi anak sepeda.

Tapi, apa daya...


Wirawan: "Eh, liat tuh si Ricardo! Sekarang bawa sepeda ontel!"

Wirawan berbicara kepada Aldi, menunjuk ke arah Ricardo dari kejauhan, tampak depan, menggenjot sepeda ontelnya.

Aldi: "Wih! Mantep! Gayanya juga asik ya!"

Aldi mengagumi Ricardo yang sedang menggenjot sepeda ontel, dari kejauhan, dan tampak dari depan.

Wirawan: "Emang asik deh nih si Ricardo"

Aldi: "Iya, padahal dulu dia ngga gitu ya"

Ricardo yang sedang menggenjot sepeda, kini tidak lagi dikejauhan, semakin lama semakin dekat, semakin dekat, dan semakin dekat lagi.

Ricardo dan sepeda ontelnya menuju ke arah wirawan dan Aldi.

Dan pada saat berpapasan, Ricardo hanya melambaikan tangan dan melewatinya begitu saja.

Sambil melambaikan tangan,

Ricardo: "Oy! Duluan ya!"

Dilanjutkan dengan bell khas sepeda ontel.

'Kring... Kring...'


Dan begitu Ricardo melewati Wirawan dan Aldi...


Wirawan: "ANJING BELAKANG SEPEDANYA ADA GEROBAK SOMAY"

Aldi: "WAH SETAN, DAGANG SOMAY DIA SEKARANG"

Ricardo: "Sioooomaaaay... Siomaaaaaay..."

Kring... Kring...

Bento, mahasiswa akuntansi universitas swasta ternama, 19 tahun.


Bento yang sedang tidur. Telepon genggamnya berdering.


Bento: "Halo?"

Telepon: "Sayang, bangun dong"


Oh, ternyata itu pacarnya Bento..


Bento: "Hmmmm?"

Pacar: "Bangun dong sayang, kamu kan pagi ini ada UAS"

Bento: "Iyeeee"

Pacar: "Bangun ya, sana mandi"

Bento: "Hmmmm"

Pacar: "Ya udah, aku udah bangunin ya"

Bento: "Hmmmm"

Pacar: "Bangun ya, sayang. Daaa"

Tut.. Tut.. Tut..

Bento tidur lagi.


Sepuluh menit kemudian...


Telepon kembali berdering.


Bento: "Apaan sih?"

Telepon: "Bento, bangun doooong"

Bento: "Siapa nih?"

Telepon: "Vita..."


Ternyata ini telepon dari wanita yang menjadi kasih tak sampai Bento, jauh lebih cantik dan lebih baik dari pacarnya.

Bento mendadak melek. Kaya baru ketembak rudal dibagian punggungnya.


Bento: "Eeeh.. Vita.. Iya nih vit.."

Vita: "Bangun ya, lo kan UAS pagi ini"

Bento: "Iya, Vit.. Untung lo ingetin"

Vita: "Iya, masih pagi loh. Sana belajar dikit-dikit, masih keburu kok"

Bento: "Iya deh.. Makasih ya dibangunin"

Vita: "Sama-sama"


Bento bergegas mandi.


Kebayang kalo semua laki-laki kaya gini.

Dasar buaya!

Kisah dua sahabat, Made dan Afdal.


Afdal: "Made, nanti pas dijalan pulang, kita sama-sama terus ya"

Made: "Maksutnya?"

Afdal: "Iya, motor kita iring-iringan dan kita saling tunggu-tungguan"

Made: "Kenapa gitu?"

Afdal: "Banyak razia. Jadi kalo salah satu dari kita ditangkep, satu harus ketangkep. Yah?"

Made: "Oke..."


Tunggu. Ini sahabat apa homo sih?

Yah, pilihan hidup mereka lah itu.

Lanjut.


Diperjalanan...

Made merasa ada yang mengganjal dimotornya. Motornya mendadak goyang-goyang sendiri seperti Anisa Bahar.

Sambil mengemudikan motor di jalan raya, Made berteriak memanggil Afdal.

Made: "Afdal! Kenapa nih motor gue!"

Afdal: "Hah?"

Disinilah kenaasan terjadi. Ternyata, motor Made bannya bocor.

Made: "Afdal! Ban gue bocor!"

Afdal: (pura-pura tidak mendengar)

Made: "Afdal!"

Afdal: "(masih pura-pura tidak mendengar)

Made: "Afdal!"

Afdal: (melirik ke arah made dengan tatapan sinis)

Made: (berteriak memanggil Afdal dengan mimik butuh pertolongan)

Afdal: (ngegas motor, ngeeeeng!!!)

Made: (semangat hidupnya patah)


Dan...
Gerimis pun turun...


Made: "ANJING.. GIMANA NIH!? AFDAL UDAH NGGA KELIATAN LAGI MOTORNYA"

Afdal: (sudah jauh entah dimana, seperti tidak terjadi apa-apa)


Made melihat ada sinar lampu petromax, dan sebuah mesin besar (yang terlihat seperti rongsokan besi). Ah, ternyata itu tukang tambal ban..!

Made berteriak ke arah seorang abang-abang yang ada dibawah sinar lampu petromax itu.

Made: "Baaaang!"

Abang: "Haaaah?"

Seperti menang lotre, Made dengan tenaganya mendorong motor untuk sampai ke tukang tambal ban itu.

Sesampainya di tukang tambal ban itu. (setelah sekuat tenaga mendorong motor disertai basahan gerimis nakal)

Made: "Masih buka ga bang?"

Abang: "Oh.. Udah tutup.."

Made: (tewas seketika)


Setelah menempuh kurang lebih beratus-ratus kilometer, Made menemukan tukang tambal ban yang sesungguhnya.

Saat itu juga, telepon genggamnya berdering.

Oh, ternyata si Afdal nelpon..

Made: "Halo?"

Afdal: "Lo ngga apa-apa?"

Made: "Ngga"

Afdal: "Bisa pulang?"

Made: "Bisa"

Afdal: "Ada duit?"

Made: "Ada"

Afdal: "Kena razia?"

Made: "Engga"

Afdal: "Eh, sorry ya tadi gue...."

Tut.. Tut.. Tut..

Made emosi dan berencana melakukan pembunuhan berencana kepada Afdal.


TAMAT

Tiga sekawan berkelana ke sebuah cafe, diantaranya Leo, Wendy, dan Kopat. Di cafe itu, mereka bertemu kawannya yang cantik sekali (ini bagian gua, jadi cantik), yaitu Tantya. Prikitiiiiw...

Dimeja yang berbeda, Tantya yang sedang bersama teman-temannya, menyambangi meja tiga sekawan itu, sendirian.

Layaknya anak gaul...

Tantya: "Woooooi"

3 sekawan: "Woi sooob!"

Dilanjutkan dengan tos-tos ala anak gaul metroseksual jaman sekarang.

YA ENGGALAH. SOK ASIK ABIS.


Wendy: "Sama siapa lo?"

Tantya: "Tuh, ada temen gue..."

Leo: "Wah, cewe..?"

Tantya: "Iye.."

Wendy: "Wah, mantep tuh.."

Tantya: "Tuh, mau gue kenalin?"

Leo: "Liat dulu, cakep kaga?"

Tantya: "Yah itu, liat aja sendiri"

Wendy: "Pat, cek sana! Cakep ngga!"

Kopat: "Tuh kan.. Giliran ngecek gue.. Ntar kalo jelek gimana?"

Wendy: "Yah, urusan lu.. Justru itu.. Lo jadi tumbal.."

Leo: "Nah, udah sana cek!"

Wendy: "Kalo cakep, lo balik lagi kesini, bilang ke kita. Kalo jelek, nah.. Lu urusin sana sendiri!"

Kopat: "Tuh kan.. Giliran jelek bagian gue.. Gue mulu tumbalnya.. Mentang-mentang gue ga punya duit.."


Oh, jadi cowo tuh gitu ya.. Apakah dipertemanan kalian juga memiliki tumbal semacam ini? Dasar penjahat..

Tuesday, July 6, 2010

Semua hal dimakan oleh zaman. Entah dimakan atau termakan. Setuju?

Memasuki era globalisasi, kecanggihan teknologi semakin membabi buta. Dan orang-orang seperti saya kewalahan untuk beradaptasi dengan kemodernan semacam itu.

Alat komunikasi yang disebut dengan 'BB' menghujam halayak ramai. Seperti penyedap rasa merk baru yang dalam waktu singkat berhasil digandrungi ibu-ibu rumah tangga yang meyakini bahwa masakan mereka seakan gempar gembira dengan kehadiran penyedap tersebut.

Jika belum ada alat komunikasi yang sanggup menyaingi BB dalam 3 tahun ke depan, bisa saya tebak, mungkin silsilah pengisian riwayat hidup sudah bukan lagi seperti ini;

Nama:
Tempat, tanggal lahir:
Alamat:
No. Telp:

Melainkan;

Nama:
Tempat, tanggal lahir:
Alamat:
Pin BB:

Kerap saya juga melihat anak-anak hiperaktif, seperti balita atau anak usia tanggung diatas lima tahun, yang sedang mengacak-acak barang-barang pertokoan yang membuat risih para pengunjung dan membuat jidat para karyawan toko mengkerut. Ibunya hanya memberi peringatan dengan suara melengking, tapi acuh:

"Hey.. Hey.. Dimas.. Dimas.. Jangan gitu, nak.."

Dengan kedua mata sang ibu yang tidak lepas dari layar BB, dan jari-jari sang ibu yang sibuk memijat tombol-tombol qwerty mungil.

Bayangkan jika dalam tiap satu kelurahan ada 15 toko yang diacak-acak anak-anak hiperaktir setiap harinya, dan 10 diantara ibu mereka seperti ini.

Saya bukan salah satu ekstrimis anti BB atau sejenisnya. Hanya kebetulan saja saya bukan pengguna BB, dan maraknya BB membuat saya tertarik menjadikannya sebuah topik di blog ini.

Kalau yang sedang marak adalah sebuah robot pemuas sex bernama 'Tongtong', mungkin itu yang akan saya jadikan topik.

Ha ha ha.

Beberapa hari ini saya disibuki dengan kegiatan-kegiatan kurang menyenangkan dan mau tidak mau harus berkerjasama dengan tokoh masyarakat yang sedikit pemalas.

Kecerobohan saya menyebabkan saya harus kehilangan dompet yang berisi uang tunai yang nominalnya cukup untuk membayar uang muka cicilan handphone. Saya juga kehilangan KTP, kartu ATM, kartu Ujian Saringan Masuk suatu universitas yang nantinya harus dipergunakan untuk daftar ulang, dan semua koleksi pas foto saya. Saya punya kebiasaan aneh mengumpulkan pas foto orang-orang.

Makanya akhir-akhir ini saya disibuki kegiatan 'sial' dan terpaksa bekerja sama dengan tokoh masyarakat yang sedikit kurang rajin.

Contoh; polisi-polisi gaji buta yang menyukai kolusi, saya membutuhkan mereka untuk membuat laporan kehilangan. Ketua RT kecamatan daerah saya yang selalu mengangkat telepon saya dengan suara seperti kondisi orang bangun tidur, ayah saya juga yakin pasti dia baru bangun tidur, saya membutuhkannya untuk membuat KTP baru. Belum lagi orang-orang kelurahan yang pelayanan jasanya tidak seperti yang kita harapkan.

Saya menjadi erat dengan pengisian biodata.

Lebih dari 5 kali saya mengulang nama saya sendiri, lebih dari 5 kali mendengar orang-orang melafalkan nama saya dengan terbata-bata, lebih dari 2 kali ke kantor polisi terdekat dan menjumpai mereka sedang duduk menghisap rokok.

Ada satu yang saya suka. Polisi tua dengan batu cincin ala Tesi di jarinya, mengetik sambil menanyakan data-data saya, suara dan cara berbicaranya khas seorang kakek dari Jawa, dan menolak pemberian upah di akhir. Waw, ini baru polisi! :)

Tapi masih untung saya hanya memergoki mereka duduk di dalam ruangan ber-AC dan menghisap rokok. Coba jika saya memergoki mereka duduk dengan tangan kiri mempertahankan rokok menyala dan tangan kanan megang BB.. Habis sudah riwayatku, Pak polisi..

Keeratan saya dengan pengisian biodata akhir-akhir ini menginspirasikan saya tentang 'Bagaimana jika sampai 3 tahun kedepan belum juga ada yang menyaingi alat komunikasi canggih ini dan pin bb akan dipertanyakan dalam pengisian riwayat hidup atau biodata atau semacamnya?'

Memang tidak mungkin dan tidak masuk akal.

Ini hanya khayalan anak muda yang baru saja kehilangan dompet.

Saturday, July 3, 2010

A newcomer in my life. Named Jon, position as boyfriend.

I didn't choose him to be mine, he didn't choose me to be his.

Love chose us.

This love is lovely for sure, but not always.

But this is how love works.

Happiness, sadness, laugh, tears.

We both have bad love stories before. And yes, doubts still haunting.

Believe in the beauty of love, is fun.

But realizing what you believe is bullshit, is sucks.

And making someone to be your everything isn't a good idea if you don't wanna lose everything when that 'someone' is gone.

So, what are we doing now then?

If it goes like this,

can our love grow any deeper, J?

Hugs, kisses.