Friday, May 29, 2009

Menawarkan Jasa Mengerjakan Tugas! Hubungi saya!

Pekerjaan seperti ini sedang hip. Karena disaat detik-detik kenaikan kelas, semua tugas harus terkumpul, dan semua orang akan keteteran. Keadaan seperti inilah yang harus dimanfaatkan!

Dan kemudian personal message MSN saya menjadi seperti ini:
give me yer money, and i'll do your assignment

Gue rela melakukan apapun demi uang. Gue butuh! Bahkan gue sayang!

(kecuali dibayar untuk menyerahkan Dika, selaku suami saya, secara cuma-cuma. itu tidak akan terjadi!)

Sejauh ini, udah tiga orang yang memakai jasa gue. Antara lain:

1. Cuki, membayar lima puluh ribu dengan tugas:
- Menulis 4 halaman kertas folio tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Mengerjakan 6 latihan Bahasa Indonesia
- Merangkum Sejarah bab 9 dan 10

2. Dibi membayar dua puluh ribu dengan tugas:
- Membuat 40 soal tentang Lingkungan Hidup

3. Gamal membayar sepuluh ribu dengan tugas:
- Mengerjakan 6 latihan Bahasa Indonesia

Jadi total uang yang gue terima adalah delapan puluh ribu rupiah.

Gue engga mau memasang tarif terlalu mahal karena kasihan. Dan gue pikir, harga yang gue tawarkan cukup manusiawi. Gue pernah coba buka harga lebih mahal, tapi mereka semua mengeluh 'mahal banget sih'.

Tapi disisi lain gue terus menerus berfikir, teman-teman gue itu uangnya banyak! Dan mereka pasti akan membayar berapapun demi terlengkapinya tugas sekolah mereka yang notabene ini menyangkut nilai rapot dan kenaikan kelas.

Tapi gue kasihan sama loe semua, jadi ya udah deh gue murahin aja! Padahal baru sehari gue koar-koar menawarkan jasa ini, udah dapet lapan puluh ribu. Lumayan.

Tapi tiba-tiba, gue yang sedang bersyukur atas rejeki yang telah gue dapat dengan jeri payah ini, dipatahkan hatinya oleh dua hal. Hati gue patah oleh dua hal. Hati yang sedang tersenyum puas ini patah dalam 1 detik.

Hati ini patah ketika gue mengetahui bahwa,

Angel dibayar seratus ribu rupiah dengan mengerjakan satu tugas (saja). Dan Hanna dibayar tujuh puluh ribu rupiah dengan mengerjakan satu tugas (saja).

You broke my heart girls..

Mulai sekarang:
1. Gue akan pasang tarif mahal, gak peduli mau lo kemahalan kek, mau apa kek, bodo amat!
2. Ini akan menjadi pekerjaan tetap gue, bukan cuma disaat detik-detik kenaikan kelas aja.

Gue sukses dikadalin rasa kasihan.

BABI.

Tuesday, May 26, 2009

Disebuah cafe bernama Fresh Brew.

Prisca: Mba, cookies and cream satu

Si Mba: Tapi whipped cream-nya habis, Mba

Prisca: Ya udah, ga usah pake whipped cream

Ucul, yang tidak memesan apa-apa mulai menjadikan basa-basi sebagai alibi untuk minta.

Ucul: Kok sedotannya kecil?

Prisca, yang agak budeg, menjawab pertanyaan Ucul.

Prisca: Nggak pake whipped cream

Ucul, ternyata juga budeg.

Ucul: Apa?

Prisca, masih budeg.

Prisca: Nggak pake whipped cream

Ucul, menyadari kesalahan berkomunikasi.

Ucul: Gue nanya, kok sedotannya kecil?

Prisca, Menyadari kesalahan pendengarannya.

Prisca: Ooh.. Ga tau

Ucul, akhirnya (berhasil) minta minuman Prisca.

Ucul: Kok nggak pake whipped cream?

Prisca, muka terlihat lelah menanggapi pertanyaan Ucul.

Prisca: Nggak ada whipped cream!

Ucul: Oh..

Ucul, minta minuman Prisca (lagi).

Dan..

Ucul: Kok lo gak mau pake whipped cream?

Tantya, menjadi kesal mendengar perbincangan bodoh.

Tantya: TAU AH

Budeg!

Thursday, May 21, 2009

Ini dia sembilan finalis calon suami gue kelak!



Kenapa sembilan finalis? Padahal kalo dihitung ada sepuluh orang.

Karena ada satu cewek disitu dan gue (udah) normal.

Dari kiri ke kanan:
1. Brandon Boyd
2. Bert McCracken
3. Dave Grohl
4. SoKo
5. Johnny Knoxville
6. Ashton Kutcher
7. Alex Greenwald
8. Quinn Allman
9. The twin brother Joel Madden & Benji Madden

YOU'RE ROCKS GUYS!

Wednesday, May 20, 2009

Guru bahasa Indonesia memberikan tugas seperti ini;

Buatlah drama berdasarkan pengalaman pribadimu!

Gue bingung, mau nulis tentang apa buat tugas ini. Secara pengalaman gue gitu-gitu doang. Kalo nggak sampah, kriminal, ya jorok. Masa gue jadiin tugas drama? Karena pengalam gue cuma terbagi dalam tiga kategori yaitu sampah, kriminal dan jorok, gue memilih yang paling aman buat dijadiin tugas drama. Yaitu yang sampah.

Judul : Terlanjur Sudah
Karya : Tantya Daneswari
Pelaku : Tantya, Aldi, Sammy, Bapak-Bapak

Disuatu pagi, saya terbangun dari tidur karena telepon genggam saya berdering. Samar-samar saya melihat siapa yang menelepon. Ternyata Sammy, dan dengan terpaksa saya mengangkat.

Tantya: Halo
Sammy: Ikut ke UI yuk
Tantya: Ngapain?
Sammy: Liat-liat pendaftaran
Tantya: Sama siapa aja?
Sammy: Aldi. Mandi cepet, gue jemput

Beberapa saat kemudian Aldi dan Sammy menjemput. Saya masuk mobil Aldi.

Tantya: Eh ada elu, Di
Aldi: (diam, tidak mau menanggapi kebasa-basian)
Sammy: Cantik banget sih lo, Ty
Tantya: (diam, karena sudah tau)
Aldi: Ngerokok enah nih

Aldi menepikan mobilnya dan merokok. Saya bernyanyi-nyanyi riang gembira mengikuti alunan musik yang mengiringi.

Beberapa lama kemudian, tiba-tiba saya merasa janggal, kok kita malah ngaso-ngaso dimobil ya?

Tantya: Kita mau ke UI kan?
Aldi & Sammy: Iya (posisi ngaso)
Tantya: Kok gak berangkat-berangkat?
Aldi & Sammy: OH IYA! (agak panik)

Kami segera menuju Universitas Indonesia. Tapi perjalanan tidak selancar yang saya kira. Sampailah kita bertiga pada daerah yang bernama Depok.

Aldi: Ini kemana, Sam?
Sammy: Lah, lu gak tau?
Aldi: Enggak
Sammy: Lah, Ty, ini kemana?
Tantya: GUA KIRA LU TAU!? (kaget)
Aldi: Yah elah..
Tantya: Ikutin kereta aja, Di
Aldi: Emang ada kereta?
Tantya: Itu.. (menunjuk ke kereta)
Aldi: Oh iya.. Ada kereta.. (terpesona melihat kereta)
Sammy: Gue telpon temen gue deh

Setelah mendapat informasi dari teman Sammy, dan setelah sempat muter balik satu kali karena nyasar, kami akhirnya menemukan Universitas Indonesia.

Kami bertiga: Woooooow (takjub)
Aldi: Nih Depok rindang! Kata lu panas, Sam!?
Sammy: Yah, lu liat aja nanti
Tantya: Tuh kan, Di.. Keretanya nyampe UI
Aldi: Mana?
Tantya: Itu.. (menunjuk ke kereta)
Aldi: Oh iya.. (terpesona melihat kereta)

Dan terjadi lagi seperti ini,

Aldi: Ini kemana?
Sammy: Gak tau
Tantya: Ah elah..
Sammy: Kanan deh, coba
Aldi: Parkir aja ya, kita jalan kaki

Setelah parkir, kita jalan kaki mencari dimana formulir pendaftaran Universitas indonesia berada.

Dan kembali terjadi lagi sperti ini,

Aldi: Kemana nih?
Sammy: Tau
Tantya: Ah elah..
Aldi: Duh, panas nih, nanti gue item (menyelimuti tangannya dengan kemeja)
Sammy: Eh iya, nanti gue juga (menyembunyikan tangannya dari sinar matahari)
Tantya: (diam)
Aldi & Sammy: Ih, nanti lu item sendiri

Setelah beberapa kali salah masuk gedung, akhirnya kita sampai ke satu gedung yang saya kira-kira sepertinya inilah gedung administrasi dan kami tidak akan salah lagi.

Tantya: Mau ngapain kesini, Di?
Aldi: Pipis
Tantya: (kecewa, karena mengharapkan jawaban yang lebih pintar)

Kami melihat seorang Bapak berpakaian seragam seperti security. Kami ingin menghampirinya untuk bertanya.

Aldi: Tanya gih, Sam
Sammy: Ah ogah, lu aja
Aldi: Tanya gih, Ty
Tantya: Nanyanya gimana?
Sammy: Ah.. Lama lo

Sammy menghampiri si Bapak dan bertanya,

Sammy: Pak, administrasinya dimana ya?
Bapak: Disini. Tapi hai ini sedang tutup, karena hari Sabtu..
Sammy: Terima kasih, Pak
Tantya: Kenapa kita semua bisa gak ada yang sadar sih kalo hari Sabtu itu bukan hari kerja?

Kami berjalan kembali ke mobil.

Sesampainya didalam mobil,

Aldi: Panas gila
Sammy: Telanjang ah (sambil ancang-ancang buka kaos)
Tantya: Jangan sekarang, Sam
Aldi: Telanjang aja yuk bareng gue, Sam
Tantya: (bingung, sedikit panik akan dikepung dia cowok telanjang didalam mobil)
Sammy: Gila, Di. Ketek lu bau banget
Tantya: Iya, Di. Meledak tuh ketek lo
Aldi: Makanya gue takut panas
Tantya: Lu takut item apa takut bau ketek?
Aldi: Dua-duanya

Kami pulang dengan tangan hampa. Perjalanan jauh kami sia-sia.

Bodohnya, kejadian seperti ini terulang kembali minggu depan. Kali itu giliran Universitas Padjajaran. Seharusnya kami bisa belajar dari pengalaman ini, tapi.. sudah terlanjur.

Mengenai drama ini, banyak dialog yang gue karang-karang. Abis gue lupa mereka ngomong apa.

Kesimpulannya?

Sampah.

Saturday, May 16, 2009

Kalau dilagu Predictable - Good Charlotte, Joel Madden, yang notabene anaknya sedang dalam kandungan saya, membuat lirik seperti ini,


Why am i so cold?
Why i'm so hard inside?

Why am i scared?
What am i afraid of?

Banyak nanya loe, Joel.

Gue sih cuma kepikiran sama satu pertanyaan,

WHY AM I SO BIG?

Tuesday, May 12, 2009


YOU HAVE TO WATCH!

Tuesday, May 5, 2009

Dika: Sssst.. Ada PK..

Tantya: Eh, dikatain PK tuh sama Dika!

DIKA LANGSUNG DITONJOK.

MALAH BERANTEM.

JADI RIBUT.


Dika, maafkan aku.

NB: PK adalah singkatan dari Penjahat Kelamin.

Monday, May 4, 2009

Hari ini, hanya 3 guru yang mengajar dikelas. Selebihnya? Gabut. Gak deng. Selebihnya punya urusan sendiri buat ngawas ujian praktek kelas 3.

Terlihat Fatu dan Kumong, teman sekelas gue, gerak-geriknya seperti mau pulang dipelajaran ketiga. Gue langsung bringasan. Gimana caranya mereka pulang? Setelah ditelusuri, ternyata mereka menipu wali kelas, Bu Dona, sedemikian rupa agar mendapatkan izin pulang. Gue gak mau kalah. Langsung lah, gue uber Bu Dona.

Tantya: Bu? Ini udah mengkel?

Ini wali kelas, bukan tukang tales.

Tantya: Bu?

Bu Dona: Apa lagi?

Tantya: Saya pulang ya?

Bu Dona: Ngapain kamu pulang?

Tantya: Kan guru-guru ngawas kelas tiga..

Bu Dona: Siapa tau ada yang masuk.. Udah kamu ga ada pulang-pulang!

Tantya: Ah, daripada nyampah..

MALAH DIMARAHIN.

Dan jawabannya, gue tidak akan mendapat izin pulang hanya karena percakapan ini.

Sedang berlangsung pelajaran Bahasa Indonesia. Masing-masing dari kami diberi tugas membuat pendahuluan sebuah karya ilmiah, hanya pendahuluannya saja.

Gue asik berfikir tentang judul apa yang cocok untuk pendahuluan karya ilmiah ini.

Monang, temen sekelas gue yang lebih persis celengan babi, lewat.

Tantya: Nang, ngedoy yuk?

AMIT-AMIT! BUKAN GITU!

Tantya: Nah, obesitas pada remaja! Gue ngeliat Monang jadi pengen nulis tentang obesitas!

Gamal: Nah, obesitas! Gue deket lo jadi pengen ngomong obesitas..

Terkadang, bohong lebih baik daripada menyakitkan.

Friday, May 1, 2009

Ketika kehujanan semua menjadi basah.

Sebatang Filter menjadi Djarum Black.

Ngerti gak?

Ceritanya begini. Disuatu sore menjelang malam, saya kelaparan. Makan apa ya? Akhirnya nasi goreng. Saya dan partner saya yang sedang duduk di taman akhirnya pergi mencari tukang nasi goreng. Sesampainya ditukang nasi goreng partner saya bertanya,

"Rokok mana?"

"Enggak tau"

Setelah sibuk mencari rokok yang hilang, akhrinya terungkap bahwa rokok ketinggalan di taman. Partner saya terpaksa membeli rokok lagi.

Setelah selesai makan, kami memutuskan untuk pulang (kerumah saya). Tapi cuaca agak gerimis. Ah, rumah deket ini, sikat!

Diperjalanan.

Kok deres ya?

Kami yang dimotor kalang kabut.

Partner saya menepikan motor dpinggir jalan yang sama sekali tidak terlihat seperti tempat berteduh.

Saya yang sedang dibonceng mengoyak-oyak badannya, panik,

"Woy, jalan!"

"Bentar, ini kemana?"

"Neduh, neduh"

"Dimana?"

"Taman!"

Kami berteduh di taman.

Dan setelah kami sadari.

Ini hujan badai.

Partner saya mengeluarkan rokok (yang dibeli lagi tadi) dari kantungnya,

"Yah.. Patah.."

Kami mencari cara untuk mengeringkan dan menyambung rokok yang kehujanan.

Kemudian hujan badai berhenti.

Timbul inisiatif dari partner saya,

"Ambil rokok yang tadi ah!"

Rokok yang ketinggalan di taman tadi diambilnya.

Bentuknya?

Naas.

Basah, hitam, dikejauhan seperti Djarum Black. Begitu deket kaya ranting pohon. Benar-benar tidak seperti rokok.

Kita melakukan pengeringan instan seadanya (lagi) terhadap rokok yang ketinggalan itu.

Begitu dihisap.

Crooooot..

"Kok air?"

Alternatif jika ingin merokok tapi dahaga, rendam rokok secukupnya.