Wednesday, June 23, 2010

Ayah saya, #2 yang saya takuti setelah Tuhan. Dan musuh saya nomor satu. Tapi pendamping hidup saya sejati. Ya iyalah, mau idup dari mana lagi gue?

Kerap saya mendoakannya yang tidak-tidak ketika ia sedang marah dan berubah menjadi semacam dajjal bermata satu. Tapi setelahnya marah-marah, saya cepat-cepat memohon pada Tuhan untuk mencabut doa-doa saya yang sebelumnya saya panjatkan.

Saya ingin berbagi sedikit pertengkaran kecil dan lelucon-lelucon busuk antara saya dan Ayah saya.


Via SMS.

A: Kamu dimana? Bawain makanan dong

T: Ah ini udah otw pulang

Rada jahat. Cari alibi on the way pulang. Kenyataan; masih ketawa-tawa di balkon rumah temen.

A: Yah, tolong lah

T: Ah! Survive dong! Anggep aja aku ngga ada. Kalo aku mati gimana?

Sumpah, saya khilaf. Ngga bermaksut mau durhaka kok.

Maaf yah, Kap. Bukan maksut aku mau jahat. Sumpah aku agak nyesel pas ngirim SMS itu. Aku langsung mikir, kenapa sih aku ngga bisa membaca dengan senyum dan bales dengan santun 'Ya udah, nanti aku beliin. Tunggu yah, Kap'. Aku nyesel.

Disaat sedang menyesali kedurhakaan saya yang tidak disengaja. Ayah saya membalas SMS..

A: Yah.. Kamu jangan mati dulu sebelum beliin makanan

WHAT THE !@$#%^(*


Contoh lain:

Via SMS.

A: Mbak, lagi apa?

T: Makan. Napa?

A: Kamu belom ketemu ibu?

T: Ini makan sama ibu. Napa?

A: Engga. Disana ada orang ngga?

T: Ada. Napa sih!?

A: Nanya doang. Mang napa?

Saya yang lagi makan sambil baca SMS ini, langsung keselek sendok.


Kasus lain.

T: "Kap! Channel ganti dong! Aku mau nonton bola!"

A: "Ah! Mau nonton komedi nih!"

T: "Ah, bentar! Liat score doang!"

A: "Ngapain sih!? Kamu ikut taruhan ya!?"

T: "Engga!"

A: "Ya udah! Aku mau nonton komedi!"

T: "Ngapain sih!? Butuh banget humor ya!? Stress!"

Akibat berbicara seperti ini, kepala saya dihantem beton.


Kasus lain lagi:

Jujur ya, saya tidak mengerti apa visi dan misi dari salah satu band lokal yang bervokalis wanita, nama bandnya berinisial G. Serius, apa sih maksutnya? 'Jika cinta dia.. Jujurlah padaku..', ngga tau kenapa menurut saya ini ngga jelas. Ketawan Armada deh, 'Mau dibawa kemana hubungan kita?' atau lagu lain 'Bertahan satu cinta.. Bertahan satu ce ii en te aa..'.

Tiba-tiba, salah satu lagu dari band-lokal-bervokalis-wanita-yang-nama-bandnya-berinisial-G berkumandang.

T: "Lagu apaan nih!?"

A: "Emang kenapa?"

T: "Aduh, Kap.. Lagu tuh Deep Purple kek.. Guns n' Roses kek.. Rolling Stone.."

A: "Ih! Ada kok nih Pink Floyd!"

T: "Hah?"

A: "Apa? Ngga tau kan kamu Pink Floyd!?"

T: "Ih tau!"

A: "Alah.. Kamu taunya apaan.. Pink, ungu.."

PAANZI!?

Wah, dikele-kelein sama Ayah sendiri. Ini anakmu, Pak! Anakmu! Pengen mengubur diri dalam-dalam di tanah vulkanik. Jadi malu, masa generasi seperti saya disangka ngga dengerin Pink Floyd?


Yah, beginiliah.

Seperti Adolf Hitler, keras tapi berpengaruh, walaupun cara yang diterapkan tidak seperti yang kita harapkan.

Beliau pernah bilang; "Kadang aplikasi rasa sayang itu malah bikin risih, tapi itulah sayang"

Berhubung saya selalu merasa risih sama Ayah saya, sejauh saya merasa risih, sejauh itulah sayang itu ada.

Saturday, June 19, 2010


Kopi
: "Woy, Belanda lawan Jepang yok! Taruhan sama gua!"

Wenz: "Ayo dah! Pur berapa!?"

Kopi: "Ngga usah pake pur-puran! Yang menang aja deh!"

Wenz: "Ayo dah! Gue Belanda!"

Kopi: "Ayo! Gue Jepang!"

Wenz: "Ceban! Deal!?"

Kopi: "Yah! Ngga main gue ceban!"

Wenz: "Yah, ngga ada duit.. Ya udah deh ngga usah"

Dongki: "Ya udah ayo deh sama gue! Gue Belanda! Gocap!"

Kopi: "Ahh! Ngga main gue gocap!"

Dongki: "Ya udah! Lo maunya berapa!?"

Kopi: "Goceng"


Nah! Lu makan deh tuh judi bola cuma goceng!

Dan sekarang harga-harga barang naik dengan alasan untuk membangun negara kita menjadi lebih baik. Tapi? No comment.

Untuk orang-orang yang mengalami tekanan ekonomi, seperti saya, kenaikan harga barang sama dengan pembunuhan secara perlahan.

Nah, salah satu orang yang seperti saya adalah Made.

Contoh kasus:


Made
: "Mbak, rokok 3 batang berapa?"

Mbak warung: "Tiga ribu"

Made: "Dua?"

Mbak warung: "Dua ribu"

Made: "Beli satu aja, mbak"


Apa namanya kalau bukan membunuh secara perlahan? Hah? Menikam dari belakang? Menendang dari samping? Memancing di air keruh? Menyamarkan bekas jerawat!? Apa namanya!? Apa!?

Wednesday, June 16, 2010

Sebenarnya hanya hal biasa.


"...Girl just take off yo socks Let me lick on yo feet
I’ll rub yo body & watch you roll yo eyes to the ceiling..."

Ringtone handphone saya; Honeymoon Day - Arrested Development

T: "Halo?"

W: "Ty?"

T: "Eh, halo!"

W: "Di rumah?"

T: "Iya! Jalan-jalan yuk!"

W: "Oke, gue jemput sekarang ya"

T: "Emang lo ngga kuliah?"

W: "Mmm.."

Dengan suara berbisik,

W: "Jangan dibahas disini, ada emak gue.."

Kembali ke suara normal,

W: "Kuliah kok jam 3!"

T: "Hahaha!"

W: "Oke, tunggu ya! Gue.. Emm.. Gue.. Sms lo!"

Dan dalam hal ini, makna kata 'sms' harus berubah menjadi 'jemput' karena si W takut ketauan bolos kuliah oleh Ibunya.

Hal biasa kan?

Tapi, memangnya salah kalau menaruh perhatian pada hal yang 'biasa'?

Ha ha ha.

Tuesday, June 15, 2010

Anjelo, alias antar jemput lonte. Begitulah sebutan kami untuk para orang-orang berhati emas yang mau mengantar jemput temannya.

Wendy, salah satu anjelo setia saya.

Suatu hari, saya ada sesi pemotretan untuk buku tahunan. Saya malas bukan kepayang, karena lokasi pemotretannya di Taman Menteng. Sementara saat itu, saya sedang berada di toko kelontong modern bernama Boxmart di bilangan Kemang.

Saat itu saya bersama dua tahanan polres atas kasus pemerkosaan balita, Wendy dan Leo.

Bukan bukan, yang soal tahanan polres cuma bercanda..


Tantya: "Wen, gue malem ini ada foto buku tahunan, tapi males banget"

Wendy: "Ih, kenapa!?"

Tantya: "Di Menteng, jauh, kesana sama siapa?"

Sedikit memasang mimik melas, supaya mendengar jawaban "Nanti gue anterin kok, Ty".

Wendy: "Ya udah deh, nanti gue anterin.. Jangan ngga ikut foto dong, parah lo!"

Leo: "Ya udah, sekalian jalan-jalan"

Yes! Modus mimik muka melas berhasil.


Telepon genggam saya berdering. Ternyata telepon dari teman sekelas. Menanyakan masalah foto buku tahunan.

Tantya: "Halo?"

Teman sekelas: "Dimana lo!? Lo ikut foto kan!?"

Saya gugup sekali. Sebenarnya pemotretan sebentar lagi akan dimulai, sementara saya masih di toko kelontong modern sedang tertawa-tertawa bersama dua tahanan mabes polri.

Tantya: "Ehh, iya iya, ikut.. Tapi sabar ya?"

Teman sekelas: "Emang lo dimana?"

Tantya: "Ehh, di.. Jalan.. Mau.. Pulang.."

Saya benar-benar gugup. Apa kata mereka kalau mereka tau yang sebenarnya!? HAH!? APA!?

Teman sekelas: "Yah, lo buruan dong!"

Aha! Saya punya ide bagus! Pakai lagi modus melas, agar orang merasa iba dengan kita!

Tantya: "Emm, iya iya.. Gue kesana sebentar lagi.. Emm, gue nanti cari kendaraan dulu.."

Sok melas cari kendaraan.

Teman sekelas: "Yah.. Lo naik apa??"

Yes, berhasil lagi! Dia mulai iba!

Tantya: "Kayanya nanti naik ojek langganan gue.."


Sementara itu,

Wendy: "ANJING LO! OJEK LANGGANAN!?"

Leo: "HAHAHAHAHA"

Mampus, salah ngomong.

Tantya: "Eh, sssst! Diem dulu, Wen!"

Wendy: "Sakit hati gue.. Ojek langganan.."


Saya masih berbicara pada telepon.

Tantya: "Iya iya, nanti ojeknya gue suruh cepet yah.. Thanks! Dada!"

End call.


Wendy: "Anjing.."

Tantya: "Sorry, Wen.. Ngga maksut.. Yah, maap yah.. Yah, lu tau lah.."

Wendy: "Yo, sakit yo.."

Leo: "Hahahahaha ojeeeek..."


Menurut pengakuan Wendy. Ini bukan pertama kalinya dia disebut 'ojek'.

Kasus lain. Dia pernah disebut 'ojek' oleh saudara kandungnya sendiri, alias abangnya.

Abang Wendy: "Wen, anterin gue ke ulang tahun temen gue dong!"

Wendy: "Dapet makan ye?"

Abang Wendy: "Dapet.."


Diperjalanan. Sama seperti saya, abangnya diteror penelepon-penelepon tidak sabaran.

Abang Wendy: "Halo? Iya iya! Ini gue bentar lagi sampe! Iya sabar! Ini ojek gue suruh ngebut!"

Wendy: "ANJING!"


P.S: Sabar ya. Orang-orang yang sabar pasti masuk surga.

Sunday, June 13, 2010

Kamu masuk ke kehidupan saya, untuk apa? Datang, merusuhkan, pergi?

Tanggung! Tidak tertarik untuk menghabisi nyawa saya?

Maaf sebelumnya, tapi kamu hanya mengacaukan fondasi yang belum begitu kokoh dari kehidupan saya yang baru saja saya bangun dari keruntuhan sebelumnya.

Semua salah saya, tepatnya salah perasaan saya.

Sabar ya, proses menghilangkan rasa cinta itu tidak mudah.

Yang saya tidak harapkan bukan kehadiran kamu.

Tapi akhir dari kisah kita.

Karena saya berharap banyak.

Sepertinya salah.


Now Playing: Gila - Beach House

I don't know much about this. But i think,

'Love is not always as you dream it should be'.

Yes, i'm wreck.


Wednesday, June 9, 2010

Kehidupan seseorang memberikan seseorang pelajaran. Sebaliknya, seseorang seharusnya belajar dari kehidupannya. Saya melakukan itu. Saya bisa merangkum pelajaran yang diberikan oleh kehidupan saya selama 17 tahun dalam satu kalimat. Yaitu,

'Saya mengerti kenapa banyak orang yang membunuh dirinya sendiri'.

Saya tidak bilang 'hidup itu indah' adalah omong kosong. Tapi faktanya?
Saya juga tidak bilang mati itu lebih baik. Pribadi saya mengatakan, saya lebih baik tidak ada. Pribadi kalian bagaimana?

Saturday, June 5, 2010

Saya heran.

Kok ada yah, cowo, badan gede, tinggi sempampai, dada bidang, kekar berisi, digandrungi wanita, bacotnya gede, ngakunya sering menang berantem disana-sini, menyukai musik keras.. Tapi masih aja ngomongin orang di belakang.

Aduh, malu bos sama titit..

Mending saya.. Tidak banyak bicara, diem-diem aja tau tau dubur udah anget.. Emang nahan berak daritadi makanya diem.. Gak gak! Gak gitu!

Kalo kata Bill Compton, "I am a man in a few words". Nah saya, "I am a girl in a few words".

Mau badan kamu tinggi 2 meter dan kekar melebihi kekekaran Ade Rai, kamu nol dimata saya.

Saya sih udah bukan senyum lagi ngeliat orang-orang kaya gitu, tapi udah berak-berak dicelana.

Lucu aja ngeliat orang kaya gitu. Kebanyakan makan ciki kali yah, jadi mainset di otaknya kurang bagus. Makanya ngga usah sok makan ciki deh! Onde-onde aja!

Udah ah, jadi sewot..

Sebenarnya, ini dokumen rahasia. Tapi mungkin bisa menambah rating blog saya kalo saya post. Tai rating, kaya program TV.

Jadi untuk mengakalinya, saya samarkan saja namanya.

Nama tersangka saya samarkan menjadi 'Bobo'.

Mulai...

Suatu hari, Bobo lagi main ke rumah Sisi.

Bobo: "Si, numpang mandi dong!"

Sisi: "Gih, mandi aja!"

5 menit dikamar mandi..

Sisi: "Bo! Ponakan gue mau pipis!"

Bobo: "Ah elah! Ya udah buruan pipis deh!"

Bobo keluar kamar mandi hanya dengan sebuah boxer dan handuk kecil yang menutupi daerah kemaluannya.

Dan sebenarnya saat Bobo keluar kamar mandi ini, ada adegan dimana Bobo mengakui bahwa dia tidak memakai kancut kemudian handuk dan boxer Bobo ditarik-tarik oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab sampai akhirnya boxer Bobo robek.

Ini belom inti cerita loh, tapi dari sini aja si Bobo udah malu-maluin.

Setelah ponakan Sisi pipis, Bobo melanjutkan mandinya.

Bobo didalam kamar mandi..

Sambil sabunan, dia ngomong sendiri..

"Lah, kok sabunnya ngga ada busanya yah?"

"Oh, emang begini kali ya kalo sabun mahal.."

Selesai mandi. Bobo keluar kamar mandi.

Ya iya sih, masa negobobol kamar mandi.

Bobo: "Ah.. Seger!"

"Bo! Itu muka lo masih ada sabunnya bego!"

Karena dia tolol, dia masuk kamar mandi lagi. Ternyata mukanya masih penuh sabun, lupa dibilas.

Tapi menurut pengakuan Bobo, itu cuma bagian dari lawakannya.

Entah mengapa, Sisi merasa curiga.

Sisi berfikir dalam hati,

"Tadi Bobo pake sabun yang mana ya? Gue kan lupa ngasih tau sabun mandinya yang mana.."

Sisi bertanya pada Bobo.

Sisi: "Bo, tadi lo pake sabun yang mana!?"

Bobo: "Yang itu, yang botol putih paling depan.."

Sisi: "Itu sabun buat VAGINA tolol!"

Bobo shock. Pingsan. Dibawa ke rumah sakit terdekat. Masuk UGD. Tapi tidak terselamatkan. Lewat. R.I.P Bobo.