Wednesday, June 23, 2010
Saturday, June 19, 2010
Kopi: "Woy, Belanda lawan Jepang yok! Taruhan sama gua!"
Wenz: "Ayo dah! Pur berapa!?"
Kopi: "Ngga usah pake pur-puran! Yang menang aja deh!"
Wenz: "Ayo dah! Gue Belanda!"
Kopi: "Ayo! Gue Jepang!"
Wenz: "Ceban! Deal!?"
Kopi: "Yah! Ngga main gue ceban!"
Wenz: "Yah, ngga ada duit.. Ya udah deh ngga usah"
Dongki: "Ya udah ayo deh sama gue! Gue Belanda! Gocap!"
Kopi: "Ahh! Ngga main gue gocap!"
Dongki: "Ya udah! Lo maunya berapa!?"
Kopi: "Goceng"
Nah! Lu makan deh tuh judi bola cuma goceng!
Untuk orang-orang yang mengalami tekanan ekonomi, seperti saya, kenaikan harga barang sama dengan pembunuhan secara perlahan.
Nah, salah satu orang yang seperti saya adalah Made.
Contoh kasus:
Made: "Mbak, rokok 3 batang berapa?"
Mbak warung: "Tiga ribu"
Made: "Dua?"
Mbak warung: "Dua ribu"
Made: "Beli satu aja, mbak"
Apa namanya kalau bukan membunuh secara perlahan? Hah? Menikam dari belakang? Menendang dari samping? Memancing di air keruh? Menyamarkan bekas jerawat!? Apa namanya!? Apa!?
Wednesday, June 16, 2010
Sebenarnya hanya hal biasa.
"...Girl just take off yo socks Let me lick on yo feet
I’ll rub yo body & watch you roll yo eyes to the ceiling..."
Ringtone handphone saya; Honeymoon Day - Arrested Development
T: "Halo?"
W: "Ty?"
T: "Eh, halo!"
W: "Di rumah?"
T: "Iya! Jalan-jalan yuk!"
W: "Oke, gue jemput sekarang ya"
T: "Emang lo ngga kuliah?"
W: "Mmm.."
Dengan suara berbisik,
W: "Jangan dibahas disini, ada emak gue.."
Kembali ke suara normal,
W: "Kuliah kok jam 3!"
T: "Hahaha!"
W: "Oke, tunggu ya! Gue.. Emm.. Gue.. Sms lo!"
Dan dalam hal ini, makna kata 'sms' harus berubah menjadi 'jemput' karena si W takut ketauan bolos kuliah oleh Ibunya.
Hal biasa kan?
Tapi, memangnya salah kalau menaruh perhatian pada hal yang 'biasa'?
Ha ha ha.
Tuesday, June 15, 2010
Wendy, salah satu anjelo setia saya.
Suatu hari, saya ada sesi pemotretan untuk buku tahunan. Saya malas bukan kepayang, karena lokasi pemotretannya di Taman Menteng. Sementara saat itu, saya sedang berada di toko kelontong modern bernama Boxmart di bilangan Kemang.
Saat itu saya bersama dua tahanan polres atas kasus pemerkosaan balita, Wendy dan Leo.
Bukan bukan, yang soal tahanan polres cuma bercanda..
Tantya: "Wen, gue malem ini ada foto buku tahunan, tapi males banget"
Wendy: "Ih, kenapa!?"
Tantya: "Di Menteng, jauh, kesana sama siapa?"
Sedikit memasang mimik melas, supaya mendengar jawaban "Nanti gue anterin kok, Ty".
Wendy: "Ya udah deh, nanti gue anterin.. Jangan ngga ikut foto dong, parah lo!"
Leo: "Ya udah, sekalian jalan-jalan"
Yes! Modus mimik muka melas berhasil.
Telepon genggam saya berdering. Ternyata telepon dari teman sekelas. Menanyakan masalah foto buku tahunan.
Tantya: "Halo?"
Teman sekelas: "Dimana lo!? Lo ikut foto kan!?"
Saya gugup sekali. Sebenarnya pemotretan sebentar lagi akan dimulai, sementara saya masih di toko kelontong modern sedang tertawa-tertawa bersama dua tahanan mabes polri.
Tantya: "Ehh, iya iya, ikut.. Tapi sabar ya?"
Teman sekelas: "Emang lo dimana?"
Tantya: "Ehh, di.. Jalan.. Mau.. Pulang.."
Saya benar-benar gugup. Apa kata mereka kalau mereka tau yang sebenarnya!? HAH!? APA!?
Teman sekelas: "Yah, lo buruan dong!"
Aha! Saya punya ide bagus! Pakai lagi modus melas, agar orang merasa iba dengan kita!
Tantya: "Emm, iya iya.. Gue kesana sebentar lagi.. Emm, gue nanti cari kendaraan dulu.."
Sok melas cari kendaraan.
Teman sekelas: "Yah.. Lo naik apa??"
Yes, berhasil lagi! Dia mulai iba!
Tantya: "Kayanya nanti naik ojek langganan gue.."
Sementara itu,
Wendy: "ANJING LO! OJEK LANGGANAN!?"
Leo: "HAHAHAHAHA"
Mampus, salah ngomong.
Tantya: "Eh, sssst! Diem dulu, Wen!"
Wendy: "Sakit hati gue.. Ojek langganan.."
Saya masih berbicara pada telepon.
Tantya: "Iya iya, nanti ojeknya gue suruh cepet yah.. Thanks! Dada!"
End call.
Wendy: "Anjing.."
Tantya: "Sorry, Wen.. Ngga maksut.. Yah, maap yah.. Yah, lu tau lah.."
Wendy: "Yo, sakit yo.."
Leo: "Hahahahaha ojeeeek..."
Menurut pengakuan Wendy. Ini bukan pertama kalinya dia disebut 'ojek'.
Kasus lain. Dia pernah disebut 'ojek' oleh saudara kandungnya sendiri, alias abangnya.
Abang Wendy: "Wen, anterin gue ke ulang tahun temen gue dong!"
Wendy: "Dapet makan ye?"
Abang Wendy: "Dapet.."
Diperjalanan. Sama seperti saya, abangnya diteror penelepon-penelepon tidak sabaran.
Abang Wendy: "Halo? Iya iya! Ini gue bentar lagi sampe! Iya sabar! Ini ojek gue suruh ngebut!"
Wendy: "ANJING!"
P.S: Sabar ya. Orang-orang yang sabar pasti masuk surga.