Sunday, March 22, 2009

Sekarang gue sadar, gue gak bisa menyepelekan sebuah rahasia.

Menyimpan rahasia itu penuh pertimbangan.

Lo kira gampang?

Orang ngasih tau suatu rahasia ke kita, artinya dia mempercayai kita agar kita menyimpan rahasia tersebut.

Tapi lo semua nganggep rahasia itu sesuatu yang sepele kan?

Cerita kesana, cerita kesini, gosip sana, gosip sini.

Jangan!

Inilah yang gue sebut, mulut-mulut liar.

Bau.

Membunuh.

Menyedihkan.

Kalo lo ga bisa nyimpen rahasia, mending lo nolak dikasih tau rahasia itu.

Gue dan temen-temen sepermainan gue konflik, gara-gara rahasia.

Gue dipandang sebagai orang yang paling munafik, gara-gara rahasia.

Ya, gue ngaku.

Kali ini, gue gak bisa jaga rahasia.

Itu artinya, gue menghianati kepercayaan yang diberikan oleh pemilik rahasia.

Itu artinya, gue gak akan dipercaya lagi seumur hidup gue.

Itu artinya, gue sampah.

Gue merasa jadi orang paling tolol.

Padahal masalahnya kecil, kuncinya cuma satu,

Jangan bilang siapa-siapa.

Udah.

Tapi gue melanggar semua konsekuensi itu.

Pusing gue.

Manusia itu gak ada yang bisa dipercaya.

Termasuk gue.

Gue udah bilang ke temen gue yang punya rahasia itu,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang siapa-siapa"

Kenyataannya, gue keceplosan ke temen gue yang lain.

Dan pada saat itu, temen gue yang mendengar keceplosan gue itu bilang,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang siapa-siapa"

Kenyataannya, temen gue itu keceplosan ke temen gue yang lainnya lagi.

Dan pada saat itu, temen gue yang lainnya lagi itu bilang,

"Demi Tuhan, gue gak akan bilang-siapa-siapa"

Dan temen gue yang lainnya itu ngadu ke pemilik rahasia.

Bullshit!

Gue sukses dibuat kalang kabut oleh rahasia.

Lebih tepatnya, oleh kecerobohan gue dalam menjaga rahasia.

Gue udah tau tentang manusia itu gak ada yang bisa dipercaya.

Tapi kenapa gue bisa lupa akan hal itu sampai akhirnya gue menjadi sebegini cundang.

Manusia itu racun.

Mereka itu pembual.

Mereka itu omong kosong.

Tapi mereka juga manusia.

Punya rasa punya hati.

Jangan samakan dengan pisau belati.

Tapi kita harus tetap hati-hati.

Sedia payung sebelum hujan.

Sedia kondom sebelum kawin.

Mungkin sekarang gue akan kembali ngansos.

Gue agak takut bersosialisasi untuk sementara.

Sampai suasana hati gue mulai membaik, baru gue memulai bersosialisasi.

Gue mulai dari awal.

Menjadi penyimpan rahasia seutuhnya.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi munafik.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi berengsek.

Gue (sangat) tidak ingin menjadi bangsat.

Hanya karena sebuah rahasia.

Mulutmu harimaumu.

Diam adalah emas.

0 Comments:

Post a Comment