Thursday, March 19, 2009

Kami berdiri di lapangan.

Setengah dari kami membersihkan kelas.

Kami akan meninggalkan lapangan apabila setengah dari kami selesai membersihkan kelas.

Menguji yang dinamakan solidaritas.

Semua ini gagasan Waluyo.

Kami berlari kecil selama 10 menit dipermulaan.

10 menit tanpa henti.

Berhenti berarti dihukum.

Jangan berhenti atau sia-sia.

Kami dilema.

Waktu berlalu.

Keringat membasahi.

Detak jantung berpacu.

Nafas terengah-engah.

10 menit selesai.

Satu kata dapat menggambarkan perasaan kami,

cukup.

Belum sampai disini.

Kali ini,

berlari untuk garis ditengah lapangan.

Sentuh garis ditengah lapangan itu!

Dan teriakan,

"Kelasku kotor!"

Dan begitu untuk seterusnya.

Kami menangis dalam hati.

Sementara sang penggagas menginginkan,

Lari!

Jangan sampai kalah!

Kalah adalah pecundang!

Kalian bukan pecundang!

Lari!

Kami berseru,

"Berlarilah untuku!"

Tetap berlari.

Dalam gundah menyelimuti.

Kapan ini berakhir?

Apakah kalian menyadari, wahai setengah dari kami?

Kami berlari untuk kalian!

Berlari,

dan meneriakan.

Kelasku kotor.

2 Comments:

  1. Kae Aliya Hariyuwono said...
    sok asik!(kayak siapa gitu)akwkaowkao syanda syanda kewl kuk!
    Tya said...
    gue suka mengkatrokan diri bro (kaya siapa gitu)

Post a Comment